Hidayatullah.com–Lebih dari 23 juta anak di seluruh Afrika bagian selatan akan diberikan vaksinasi polio setelah virus polio liar terdeteksi di Malawi untuk pertama kalinya sejak 1992.
Anak-anak di bawah lima tahun di Lilongwe, ibu kota Malawi, mulai diimunisasi pada hari Ahad sebagai bagian dari upaya massal melawan penyakit tersebut, lapor The Guardian Senin (21/3/2022).
Selama empat bulan ke depan, vaksin akan diberikan kepada anak-anak di seluruh penjuru Malawi, Mozambique, Tanzania, Zambia, dan Zimbabwe.
Bulan lalu, Malawi mencatat kasus polio liar pertama dalam 30 tahun, dan yang pertama di Afrika sejak kawasan itu disertifikasi bebas virus polio liar asli pada 2020. Sejauh ini hanya satu kasus yang terdeteksi di Lilongwe.
Ada tiga tipe virus liar atau alami dari virus polio yang ditemukan. Dua tipe sudah diberantas (WPV2 dan WPV3), sedangkan WPV1 masih endemik di Pakistan dan Afghanistan.
Ada juga virus polio yang yang sangat langka yang diturunkan dari vaksin, yaitu varian yang merupakan turunan dari virus polio yang dilemahkan yang awalnya termasuk dalam vaksin polio oral. Sebagaimana diketahui, vaksin konvensional merupakan virus asli (liar) yang dilemahkan yang kemudian disuntikkan untuk memicu tubuh memproduksi imun terhadap virus tersebut.
“Untuk mendukung Malawi dan tetangganya, kami bertindak cepat guna menghentikan wabah ini dan memadamkan ancaman melalui vaksinasi yang efektif,” kata Dr Matshidiso Moeti, direktur regional untuk Afrika di World Health Organization (WHO).
Dr Randy Mungwira, deputi manajer insiden WHO untuk penanggulangan polio di Malawi, mengatakan kepada Guardian timnya telah “merencanakan dengan cermat” untuk menghubungi setiap anak di negara itu. Dia mengatakan wabah baru-baru ini merupakan ancaman bagi upaya sebelumnya untuk memberantas penyakit tersebut.
Malawi sudah mendirikan 11 lokasi pemantau di 4 kota, yaitu Lilongwe, Blantyre, Mzuzu dan Zomba.
WHO mengatakan sertifikasi kawasan itu sebagai daerah bebas polio liar tetap tidak berubah. Analisis laboratorium mengaitkan varian WPV1 yang terdeteksi di Malawi dengan yang beredar di provinsi Sindh Pakistan pada 2019.*