Hidayatullah.com– Naasón Joaquín García, pemimpin megachurch Meksiko La Luz del Mundo (The Light of the World), mengakui bahwa dirinya mencabuli anak-anak perempuan kata kejaksaan negara bagian California, Amerika Serikat.
Garcia, hari Jumat (3/6/2022) di pengadilan Los Angeles Superior Court mengakubersalah atas dua dakwaan melakukan persetubuhan oral secara paksa yang melibatkan anak di bawah umur dan satu dakwaan tindakan cabul terhadap seorang anak perempuan yang berusia 15 tahun.
Pemimpin gereja berusia 53 tahun itu dikenai sejumlah dakwaan termasuk pemerkosaan terhadap anak di bawah umur, perdagangan manusia dan memproduksi pronografi anak.
Garcia, yang memimpin gereja yang didirikan oleh kakeknya yang memiliki 5 juta jemaat di seluruh dunia, dianggap sebagai “rasul” atau murid dari Yesus Kristus yang bisa memimpin para pengikutnya menuju keselamatan. Jaksa mengatakan dia menggunakan pengaruh spiritualnya untuk berhubungan seks dengan beberapa jemaat perempuan.
“García menggunakan kekuasaannya untuk mengambil keuntungan dari anak-anak,” kata Rob Bonta, kepala kejaksaan California, dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Associated Press.
“Dia mengandalkan orang-orang di sekitarnya untuk ‘merawat’ (grooming) jemaatnya untuk tujuan kekerasan seksual. Pidana terhadapnya sekarang ini tidak akan pernah bisa menghilangkan bencana yang telah ditimbulkannya, tetapi itu akan membantu melindungi generasi mendatang.”
Pengakuan bersalah menjelang sidang yang akan mendengar kesaksian tiga korban itu merupakan perubahan besar, karena sebelumnya para pengacara, gereja dan pendukung Garcia membantah keras tuduhan-tuduhan tersebut.
Garcia terancam hukuman penjara hingga 16 tahun dan delapan bulan ketika divonis hari Rabu mendatang. Saat ini dia masih mendekam dalam tahanan dengan uang jaminan $90 juta apabila ingin keluar dari sel.
Garcia ditangkap pada 2019 dan didakwa bersama dua jemaat wanita yang dituduh membantu memfasilitasi kejahatan seksual tersebut.
Apabila persidangan terus digelar sementara Garcia belum mengaku bersalah, selain harus menghadapi para korbannya dia juga harus berhadapan dengan salah satu terdakwa yang membantunya melakukan kejahatan.
Alondra Ocampo, yang telah mengaku bersalah dan mengaku membantu menemukan korban untuk disantap Garcia dan berpartisipasi dalam pelecehan, siap untuk bersaksi melawan junjungannya tersebut.
Fred Thiagarajah, pengacara dari Ocampo, mengatakan bahwa kliennya itu bisa menjadi saksi kunci dalam persidangan. Pasalnya Ocampo, yang pernah menjadi ketua organisasi pemuda gereja, akan menguatkan kesaksian para korban.
“Dia secara aktif merekrut dan merawat gadis-gadis untuknya (Garcia),” kata Thiagarajah. Ocampo membidik gadis-gadis dan membawa mereka ke tempat Garcia.”Dia ditugaskan untuk melecehkan gadis-gadis ini dan memfasilitasi pelecehan mereka,” kata pengacara itu.
Berkas dakwaan menyebutkan, Ocampo mengatakan kepada anak-anak perempuan itu bahwa jika mereka menolak keinginan ‘murid Yesus’ mereka berarti melawan Tuhan.
Dia mendorong gadis-gadis untuk mengenakan pakaian minim dan menari di hadapan Garcia, yang kemudian “memberi mereka petuah tentang seorang raja yang memiliki gundik dan menyatakan bahwa seorang ‘rasul Tuhan’ tidak akan pernah dapat diadili atas tindakannya,” papar berkas dakwaan.
Ocampo memberi tahu ketiga anak perempuan itu bahwa Garcia akan senang menerima selfie telanjang mereka dan dia bahkan mengatur pemotretan pornografi – di mana mereka diminta untuk saling menyentuh – yang katanya hasilnya akan dikirim ke Garcia
Garcia berterima kasih kepada para gadis belia itu atas foto-foto tersebut, kata berkas dakwaan.
Seorang wanita lain yang juga menjadi terdakwa dalam kasus ini, Susana Medina Oaxaca, 27, hari Jumat mengaku bersalah melakukan serangan yang berpotensi menyebabkan luka fisik parah.
Pengacara Pat Carey mengay Oaxaca menghadapi ancaman hukuman hingga 10 tahun penjara dan pernyataan bersalah itu dibuat demi kebaikan dirinya.
Selain akan mengurangi hukuman, pengakuan bersalah juga akan menghindarkan Oaxaca dari proses persidangan yang bisa memakan waktu hingga 3 tahun. “Padahal, 98% bukti yang akan dibeberkan di pengadilan tidak ada hubungannya dengan dirinya,” kata Carey, dalam email yang diterima AP.
Garcia sebelumnya mengaku tidak bersalah atas 19 tuduhan yang mencakup pemerkosaan paksa terhadap anak di bawah umur dan hubungan seksual yang melanggar hukum. Seorang hakim mencoret empat tuduhan pemerasan dan tuduhan mencederai tubuh hingga luka parah disebabkan kurangnya bukti.
Ocampo, 39, dikenai tuduhan yang sama banyaknya dengan Garcia — serta beberapa tuduhan lain. Dia mengaku bersalah atas tiga tuduhan kontak dengan anak di bawah umur untuk melakukan pelanggaran seksual dan satu tuduhan penetrasi seksual paksa yang melibatkan empat korban. Dia akan menjalani hukuman hanya empat tahun penjara berdasarkan kesepakatan yang dicapai dengan jaksa, kata Thiagarajah.
Para pengacara terdakwa menganggap tuduhan-tuduhan jaksa melampau jauh karena menggunakan teori bahwa Garcia adalah seorang tokoh spiritual yang memaksakan kehendak seksualnya terhadap para pengikutnya.
Jaksa berpendapat korban pada dasarnya dicuci otaknya agar bersedia menuruti kehendak Garcia dan merasa mereka akan dikucilkan dari komunitas gereja apabila tidak tunduk memenuhi nafsu tuannya.
Seorang hakim mengatakan bahwa Garcia menggunakan agama sebagai “borgol tidak terlihat” untuk mengeksploitasi korban-korbannya.
Gereja fundamentalis Kristen itu didirikan pada tahun 1962 di Guadalajara, Meksiko, oleh kakek Garcia.
Gereja berusaha memoles citranya sebagai lembaga keagamaan yang mematuhi hukum di Meksiko, di mana mereka memiliki 1,8 juta pengikut.
Pria anggota gereja itu lebih suka mengenakan pakaian rapi berjas dan berpotongan rambut pendek. Sementara kaum wanitanya mengenakan kain penutup kepala dan busana sopan.
Gereja itu memiliki anggota sekitar 1 juta di Amerika Serikat.
Garcia mengambil alih sosok ‘murid Yesus’ setelah kematian ayahnya, Samuel Joaquín Flores, pada tahun 2014.
Flores juga sebenarnya menjadi subyek tuduhan pelecehan seks terhadap anak di bawah umur pada tahun 1997, tetapi pihak berwenang di Meksiko tidak pernah mengajukan tuntutan pidana terhadapnya.
Ocampo mengaku pernah dicabuli oleh Flores, kata Thiagarajah.
Ocampo menghadapi banyak tekanan dari komunitas gereja dan keluarganya sendiri ketika memutuskan untuk memberikan kesaksian yang memberatkan Garcia, kata Thiagarajah.
Ibu Ocampo mengatakan dia tidak mempercayai putrinya itu dan menuduhnya bekerja untuk setan.
“Gereja ini adalah institusi yang sangat kelam,” kata Thiagarajah.
“Cakupan pelecehan yang dilakukan pria ini pada wanita dan anak-anak sangat mengejutkan dan telah berlangsung selama beberapa generasi,” tegas Thiagarajah.*