Hidayatullah.com– Pemimpin spiritual Syiah tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, hari Sabtu (4/6/2022), mengakui bahwa Iran mengambil minyak dari dua kapal tanker Yunani yang disita bulan lalu dalam serangan helikopter di Teluk Persia.
Penyitaan tersebut merupakan pembalasan atas peran Yunani dalam penyitaan minyak mentah oleh Amerika Serikat dari sebuah kapal tanker berbendera Iran pada pekan yang sama di Laut Mediterania dengan alasan melanggar sanksi Washington terhadap Iran.
“Mereka mencuri minyak Iran di lepas pantai Yunani, kemudian orang-orang pemberani kami yang tidak takut mati merespons dan menangkap kapal tanker minyak musuh,” kata Khamenei dalam pidato berdurasi 80 menit dalam peringatan hari kematian pendiri republik Syiah Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini. “Tetapi mereka menggunakan kerajaan media mereka dan propaganda ekstensif untuk menuduh Iran melakukan pembajakan,” kata Ali Khamenei, seperti dilansir Associated Press.
“Siapa yang bajak laut itu? Anda mencuri minyak kami, kami mengambilnya kembali dari Anda. Mengambil kembali barang curian tidak disebut mencuri,” imbuhnya.
Iran gencar membajak kapal-kapal yang melintas di dekat perairannya di kawasan Selat Hormuz sejak 2019. Ketika itu Iran menyandera kapal berbendera Inggris Stena Impero setelah negara itu menahan sebuah tanker Iran di perairan dekat Gibraltar. Iran melepaskan kapal tanker itu beberapa bulan kemudian karena London juga melepaskan kapal Iran.
Iran tahun lalu juga menyita dan menahan sebuah kapal tanker berbendera Korea Selatan selama berbulan-bulan, di tengah perselisihan miliaran dolar aset beku yang ditahan Seoul.
Gambar satelit yang dianalisis oleh Associated Press pada hari Rabu mengkonfirmasi bahwa salah satu dari dua kapal tanker Yunani yang dibajak masih berada di lepas pantai kota pelabuhan Iran, Bandar Abbas. Gambar-gambar dari Planet Labs PBC yang diambil hari Selasa menunjukkan kapal Prudent Warrior berada di antara Bandar Abbas Pulau Qeshm milik Iran dekat dekat Selat Hormuz yang strategis, mulut sempit Teluk Persia yang dilalui seperlima dari semua perdagangan minyak dunia.
Masih belum jelas di mana kapal kedua, Delta Poseidon, berada.*