Hidayatullah.com– Seperti umat Muslim lain, warga Ukraina yang sedang mengalami perang tetap merayakan Idul Adha. Kali ini mereka berdoa agar negerinya meraih kemenangan dan perang segera berakhir.
Said Ismahilov adalah salah satu dari puluhan Muslim Ukraina yang berkumpul di masjid di Kostiantynivka, hari Sabtu (9/7/2022), untuk merayakan Idul Adha. Masjid ini sekarang menjadi masjid operasional terakhir yang tersisa di wilayah yang dikuasai Ukraina di Donbas. Ismahilov mengatakan kepada Associated Press bahwa keseluruhan ada sekitar 30 masjid di wilayah itu tetapi sebagian besar sekarang berada di tangan Rusia.
Ketika Rusia menginvasi Ukraina, Mufti Said Ismahilov — salah satu tokoh Muslim Ukraina — telah memutuskan bahwa dia akan memenuhi kewajiban agamanya untuk memperjuangkan negaranya.
Akhir tahun lalu, ketika genderang perang semakin keras terdengar, Ismahilov mulai ikut berlatih dengan batalion pertahanan teritorial lokal. Ketika itu dia sudah bertugas sebagai mufti selama 13 tahun.
Lahir dan dibesarkan di Donetsk di Ukraina timur, Ismahilov pernah melarikan diri dari pasukan Rusia sebelumnya, pada tahun 2014, ketika separatis yang didukung Moskow merebut kotanya. Dia akhirnya pindah ke pinggiran kota yang tenang di luar Kyiv yang disebut Bucha — hanya untuk menemukan dirinya, delapan tahun kemudian, di terjebak di jantung serangan Moskow di Kyiv.
“Kali ini saya membuat keputusan bahwa saya tidak akan melarikan diri, saya tidak akan melarikan diri tetapi saya akan melawan” katanya dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press di Kostiantynivka, sebuah kota yang dekat dengan garis depan di timur laut di mana terjadi pertempuran sengit.
Ismahilov mulai bekerja sebagai pengemudi militer untuk paramedis yang mengevakuasi korban terluka dari garis depan atau kota-kota yang terkepung. Bertugas mengemudi dalam kondisi yang sangat berbahaya, tetapi juga secara emosional harus memberikan dukungan mereka yang terluka parah, Ismahilov mengatakan dia melihat pekerjaan barunya sebagai “kelanjutan dari tugas spiritual saya di hadapan Tuhan.”
“Jika Anda tidak takut dan Anda bisa melakukan tugas ini, ini sangat penting. Nabi (Muhammad) sendiri adalah seorang pejuang,” kata Ismaililov. “Jadi saya mengikuti teladannya dan saya juga tidak akan lari, atau bersembunyi. Saya tidak akan berpaling dari orang lain.”
Pekan lalu, Rusia merebut kota Lysychansk, benteng besar terakhir perlawanan Ukraina di provinsi timur Luhansk. Gubernur wilayah Luhansk mengatakan pada hari Sabtu bahwa Rusia bergerak menuju perbatasan dengan wilayah tetangga Donetsk.
Muslim mencakup hampir 1 persen dari populasi di Ukraina, yang didominasi Kristen Ortodoks. Ada populasi Muslim yang besar di Krimea — kampung halaman orang Tatar Krimea yang dianeksasi secara ilegal oleh Rusia pada tahun 2014. Di Semenanjung Krimei jumlah Muslim mencapai hingga 12 persen.
Ada juga komunitas Muslim yang cukup besar di Ukraina timur, akibat gelombang migrasi ekonomi ketika daerah itu menjadi kawasan industri banyak Muslim berimigrasi ke wilayah Donbas untuk bekerja di pertambangan dan pabrik.
Konflik pada tahun 2014 memaksa banyak Muslim dari Krimea dan Donbas untuk pindah ke bagian lain negara Ukraina, di mana mereka bergabung dengan komunitas Tatar yang sudah lama eksis atau membangun pusat-pusat Islam baru di samping komunitas Muslim Turk, Arab, dan mualaf Ukraina.
Namun, invasi memaksa banyak orang untuk melarikan diri sekali lagi. Masjid di Kostiantynivka digunakan untuk melayani penduduk Muslim lokal yang berjumlah beberapa ratus orang. Pada perayaan Idul Adha hari Sabtu, tidak banyak penduduk setempat hadir, sebab mereka melakukan perjalanan ke sisi barat bersama keluarga mereka. Jamaah shalat justru terdiri dari tentara atau petugas medis tempur dari unit yang berbeda: Tatar Krimea dan mualaf Ukraina dari Kharkiv, Kyiv, dan Ukraina barat.
Dalam khutbahnya, Idul Adha di tengah perang kali ini memiliki makna simbolik, dan meminta jamaah agar mengingat saudara Muslim mereka yang juga wilayahnya sedang diduduki penjajah, di mana banyak yang sudah kehilangan rumah dan beberapa masjid rusak ditembaki pasukan Rusia. Merujuk pada serangkaian penangkapan orang Tatar Krimea setelah pencaplokan 2014, Ismayilov mengatakan Muslim di wilayah pendudukan tidak merasa aman.
“Ada banyak ketakutan. … Perang terus berlanjut dan kita tidak tahu apa yang terjadi di wilayah pendudukan dan situasi apa yang dihadapi Muslim di sana” katanya.
Ismahilov mengatakan kepada AP bahwa dia menganggap Muslim Rusia yang menginvasi Ukraina, termasuk batalyon Chechnya yang terkenal pimpinan orang kuat Chechnya Ramzan Kadyrov, sebagai “penjahat.”
“Mereka melakukan dosa dan … mereka datang sebagai pembunuh dan penjajah, di wilayah yang merupakan rumah warga Ukraina dan Muslim Ukraina, tanpa pembenaran apapun. “Mereka melakukan dosa dan … mereka datang sebagai pembunuh dan penjajah, di wilayah yang merupakan rumah warga Ukraina dan Muslim Ukraina, tanpa pembenaran apapun. Allah tidak memberi mereka hak itu” kata Ismaililov. “Mereka akan menjawab semua ini di hadapan Tuhan.”
Olha Bashei, 45, seorang wanita pengacara yang menjadi paramedis dari Kyiv yang masuk Islam pada tahun 2015, mengatakan Rusia sedang mencoba “menghapus Ukraina dari muka bumi.”
Bashei mulai bekerja sebagai paramedis garis depan di Donbas pada tahun 2014. Dia menganggap perang ini sebagai jihad.
“Perang ini adalah perang saya, dan saya membela jihad saya karena saya punya keponakan, saya punya ibu dan saya membela rumah saya. Saya tidak ingin keponakan saya melihat apa, yang sayangnya, saya lihat dalam perang ini,” katanya.
“Islam bahkan membantu saya karena dalam Islam, dalam doa, Anda entah bagaimana mengalihkan perhatian Anda dari perang karena Anda membaca doa dan Anda memiliki hubungan dengan Yang Mahakuasa. Bagi saya, Islam adalah kekuatan yang mendukung bahkan ketika dalam peperangan.”
Saat tentara sedang menyiapkan domba qurban, sebuah daerah pemukiman di Kostiantynivka beberapa kilometer jauhnya sedang dihujani tembakan. Penembakan itu menyebabkan beberapa kebakaran dan menghancurkan atap, melukai sejumlah penduduk. Rombongan artileri yang datang menggetarkan tanah. Beberapa tentara berlari ke bunker masjid. Sebagian lain mengabaikannya dan terus menikmati minuman teh dan makan kurma.
Ismahilov mengatakan mereka akan berdoa untuk kemenangan dan pembebasan wilayah pendudukan.
“Kami berdoa agar rekan-rekan Muslim kami selamat, keluarga kami dipersatukan kembali, Muslim yang terbunuh masuk surga, dan semua tentara Muslim yang membela negara mereka akan selamat dan diterima sebagai syahid.”*