Hidayatullah.com—Thailand memindahkan semua tahanan etnis Muslim Uighur di negara itu ke pusat penahanan kemarin. Situasi tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan organisasi non-pemerintah (LSM) tentang kemungkinan pemerintah mengirim mereka kembali ke China setelah tiga orang yang ditangkap melarikan diri awal bulan ini.
Kepala Penasihat Keamanan Perdana Menteri, Panitan Wattanayagorn mengatakan, semua tahanan Uighur dipindahkan demi keselamatan mereka. “Saya mengerti bahwa ini adalah pemukiman kembali sementara kelompok etnis demi keselamatan dan untuk meningkatkan kondisi kehidupan,” katanya ketika dihubungi oleh RFA.
Namun, dia menolak berkomentar apakah pemerintah ingin mengirim kelompok etnis itu kembali ke China. Dia juga mengatakan bahwa dalam menyelesaikan masalah, dia tahu bahwa suku yang bersangkutan melarikan diri ke Thailand untuk mencari keamanan dan kehidupan yang lebih nyaman.
Oleh karena itu, kata dia, sudah menjadi tugas Thailand untuk menangani masalah tersebut sesuai dengan standar dan kewajiban internasional. “Kami tidak akan melanggar hak-hak dasar mereka dengan memisahkan mereka dari keluarga mereka dan kami dapat menjamin untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik,” katanya.
Sebelumnya, tujuh LSM dan Dewan Islam Thailand dalam pernyataannya mempertanyakan pemindahan tahanan Muslim Uighur ke Bangkok. Tindakan tersebut menimbulkan ketakutan bahwa pemerintah akan mengirim mereka kembali ke China seperti yang diminta oleh negara sebelumnya.
Pemindahan tahanan Uighur terjadi setelah tiga kelompok etnis melarikan diri pada 11 Juli. Diperkirakan 56 etnis Uighur ditahan di Thailand setelah mereka diyakini telah memasuki negara itu secara ilegal selama tujuh atau delapan tahun terakhir. *