Hidayatullah.com—Pemimpin Tertinggi Imarah Islam Afghanistan Amirul-Momineen Mawlavi Hebatullah Akhundzada bertemu dengan sejumlah ulama di provinsi Kandahar selatan Kabul untuk membahas masa depan pendidikan dan hak-hak perempuan di bawah ajaran Islam.
Sekembalinya ke Kabul, para ulama mengatakan bahwa Pemimpin Tertinggi Imarah Islam, julukan pemerintahan baru Afghanistan, telah menginstruksikan mereka tentang sejumlah hal penting, termasuk menghormati hak-hak perempuan dalam kerangka syariah. Salah satunya adalah memperbarui kurikulum sekolah dan madrasah (sekolah agama) dan masalah warga Kabul, kutip The Kabul Times.
“Pemimpin tertinggi Imarah Islam memberikan sejumlah instruksi kepada peserta pertemuan, yang semuanya berasal dari Kabul. Salah satu instruksinya adalah bahwa semua hak perempuan yang diberikan oleh Islam harus dihormati, bukan hak yang dikatakan orang Barat,” kata Abdul Hamid Hamasi, anggota Imarah Islam.
“Pemimpin tertinggi Imarah Islam telah meminta mereka (ulama) untuk menyampaikan keinginan orang-orang Kabul kepadanya, serta kata-katanya kepada orang-orang,” kata seorang peserta pertemuan.
Para ulama bahkan mengusulkan masyarakat internasional menganugerahkan Hadiah Nobel kepada pemimpin Imarah Islam karena telah mengakhiri perang 40 tahun di Afghanistan. “Kami meminta masyarakat internasional untuk menganugerahkan Hadiah Nobel kepada Mawlavi Hebatullah karena dia mengakhiri perang selama beberapa dekade di mana hingga tiga ratus orang dari negara itu terbunuh setiap hari, dan dia mampu mencegahnya,” kata Abdul Hamed Hamasi, seorang anggota Imarah Islam.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Neda Mohammad Nadim, Gubernur Provinsi Kabul, mengatakan dalam pertemuan itu, bahwa pemimpin memerintahkan dia untuk mengatasi masalah hukum penduduk Kabul. “Pertemuan para ulama Kabul berlangsung selama tiga sampai empat jam, dan hal-hal besar dibahas.”
Menurutnya, pemimpin Imarah Islam telah memberikan beberapa perintah untuk menyelesaikan masalah masyarakat Kabul.*