Aula shalat surau keliling mendapat tanggapan yang baik warga masyarakat, memudahkan umat Islam untuk berdiri untuk shalat berjamaah
Hidayatullah.com | IBADAH shalat berjamaah memiliki banyak keutaman bagi setiap Muslim, hanya saja, di tengah kepadatan kota, dimana tanah dan harga sewa menjadi mahal, sangat sedikit bisa ditemukan masjid, musholla atau surau. Sebagian besar pekerja kantoran lebih memilih shalat sendiri di ruangan.
Baru-baru ini layanan surau keliling diluncurkan Dewan Kota (MBI) Ipoh, Malaysia. Sebuah bus, yang yang berfungsi sebagai surau juga terlihat memberikan ruang bagi para pedagang muslim khususnya, untuk menunaikan shalat di lokasi-lokasi usaha tertentu.
“Alhamdulillah sempat meninjau layanan surau keliling MBI di Jalan Theater, Ipoh dekat Gerbang Malam,” kata anggota Dewan dan Ketua Sub Panitia Urusan Agama Islam MBI, Abu Bakar Hussian saat meninjau fasilitas tersebut.
Dikatakannya, surau keliling ini dilengkapi dengan mushola, sistem air wudhu, sistem AC, genset, peralatan audio video lengkap dengan sistem waktu adzan dan kanopi. “Konsep surau keliling ini sangat sederhana dan ramah yang akan dioperasikan oleh seorang petugas,” kata Abu Bakar.
“Surau ini dapat ditempatkan di mana saja untuk kenyamanan umat Islam menggunakannya untuk sholat dan kegiatan dakwah yang sesuai. Surau ini dapat menampung hingga 15 orang,” tambahnya.
“Banyak orang datang untuk shalat, seperti yang mereka katakan, berbisnis … ya berbisnis, tetapi shalat tetap tidak boleh dilupakan,” katanya.
Dikatakannya lagi, surau keliling ini setidaknya akan memudahkan masyarakat untuk beribadah. Selain bisa mengajak umat Islam untuk bersama-sama mengingat Allah SWT, sesibuk apapun aktivitas kehidupan sehari-hari.
Abu Bakar menambahkan, setiap instansi atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang ingin menggunakan layanan surau keliling dapat menghubungi MBI atau dirinya. Sebelumnya, media memberitakan bahwa MBI muncul sebagai otoritas daerah (PBT) pertama yang berhasil menyelesaikan bus yang dirancang khusus sebagai surau keliling bagi umat Islam untuk sholat lima waktu.
Wali Kota Ipoh, Datuk Rumaizi Baharin mengatakan, surau ini merupakan hasil ide dan desain MBI bersama perusahaan yang ditunjuk dengan memperhatikan fasilitas dasar shalat dan ditingkatkan dengan fitur modern namun nyaman.
Legal di jalan
Menurut The Sun Daily, Departemen Perhubungan Jalan (RTD) Negara Bagian Terengganu pertama kali mengeluarkan perizinan surau keliling untuk penggunaan jalan. Adalah seoran operator food truck yang akrab disapa Yusuf Hadi Al Hafidz Sapai mengatakan, ide surau keliling ini awalnya muncul saat dia membeli mini bus sekolah bekas seharga RM8.000 dari seorang teman untuk diubah menjadi food truck.
Namun, sejak pandemik, pemerintah menerapkan karena pemberlakuan Movement Control Order (MCO) pada bulan Maret 2020. Kebijakan MCO berlaku untuk 5 Negara Bagian dan 3 Wilayah Federal, yaitu; Penang, Selangor, Melaka, Johor, Sabah, Kuala Lumpur, Labuan dan Putrajaya.
Kebijakan ini mencakup pembatasan mobilitas warga termasuk perjalanan antar negara bagian yang berada dalam kebijakan MCO dimaksud. Kebijakan ini berdampak pada usaha truk milik Yusuf Hadi.
Dengan kebijakan pemerintah Malaysia menerapkan MCO, ia kemudia menggagas mengubah truk nya menjadi surau keliling. “Saya dan mitra bisnis memutuskan untuk mengubah bus sekolah menjadi surau keliling,” ujarnya.
Kendaraan itu kemudian dimodifikasi dengan biaya hampir RM40.000 (Rp 135 juta) menggunakan dana yang dikumpulkan melalui sumbangan publik. “Saya berterima kasih kepada RTD Terengganu karena membantu saya mendaftarkan bus dengan kode Bus Layanan Seluler, ”tambahnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Ketua Gabungan Pengusaha Truk Makanan dan Jasa Terengganu, Hazim Fadzli Abd Karim, 49, mengatakan proses modifikasi minibus model Mercedes 309d Motorhome seperti ini membutuhkan waktu tiga bulan untuk menyelesaikannya.
Dikatakannya, surau tersebut menampung 10 jamaah sekaligus dengan total 300 jamaah per hari. “Sebelum surau ini siap pakai, sebagian besar pedagang dan pengunjung di sini harus menempuh perjalanan 3 kilometer ke masjid untuk sholat, “ kata pengguna.
“Kami bersyukur dengan adanya surau keliling ini. Sedikit banyak membantu memudahkan para pedagang dan pengunjung di sini untuk menunaikan shalat, terutama Ashar, Maghrib dan Isya’. Yang lebih menyenangkan lagi, mereka semua bisa shalat lebih awal,” ujarnya pada Sinar Harian.
Layanan bus ini hanya beroperadi pada hari Jumat, Sabtu dan Ahad. Mulai pukul 18.30 hingga 12.00 waktu setempat. “Kami ergerak sesuai lokasi yang sesuai dan sesuai permintaan,” ujarnya kata Abu Bakar.*