Hidayatullah.com—Timothy Weeks, seorang warga negara Australia, yang pernah disandera Taliban dan kemudian dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran, kini kembali lagi ke Afghanistan pada hari Jumat. Pria yang sudah memeluk Islam ini mengatakan datang untuk menghadiri upacara merayakan ulang tahun pertama pemerintah Imarah Islam Afghanistan, salah satu tujuan utaman dari perjalanannya.
“Saya pertama kali datang ke Afghanistan enam tahun lalu seperti yang Anda tahu, pada tahun 2016, dan saya datang ke sini dengan mimpi untuk belajar tentang Afghanistan, dan sekarang saya datang lagi untuk menyelesaikan perjalanan saya,” katanya kepada media Afghanistan, ToloNews.
“Saya juga datang untuk merayakan satu tahun pemerintahan Imarah Islam Afghanistan yang saya dukung. Saya menghabiskan tiga setengah tahun dengan tentara Taliban, dan saya melihat orang-orang ini dalam cahaya yang tidak dapat dilakukan orang lain,” katanya.
Timothy Weeks diciduk milisi Taliban pada tahun 2016 dan setelah tiga setengah tahun di lokasi terpencil. Ia kemudian dibebaskan pada tahun 2019 bersama dengan warga Amerika Kevin King, profesor lain dari Universitas Amerika Afghanistan, dengan imbalan pertukaran Anas Haqqani, seorang anggota senior Imarah Islam, dan dua anggota Taliban lainnya.
Selama dalam tahanan, Weeks mempelajari Al-Quran terjemah dalam bahasa Pastun. Ia juga belajar cara melakukan shalat dan wudhu dan pada akhirnya, pada 5 Mei 2018, dia secara resmi memeluk Islam dengan nama baru Jibrail Omar.
Selama setahun terakhir, Weeks secara aktif mendukung upaya perdamaian melalui akun Twitter-nya. Tetapi ciutan-nya, kebanyakan dalam bahasa Pashtun, dianggap banyak membela kelompok Taliban.
Handle Twitter-nya menampilkan gambar bendera Taliban. Dia menyebut kelompok itu dengan nama resminya, Emirat Islam Afghanistan.
“Saya telah membuat komitmen untuk mendukung Taliban untuk bernegosiasi, bukan dalam kekerasan atau bom bunuh diri. Saya sama sekali tidak mendukung itu. Saya mencoba melakukan yang terbaik untuk memastikan mereka tetap berada di meja perundingan, “katanya. “Jika saya dapat memiliki bagian terkecil dalam membawa perdamaian ke Afghanistan maka saya akan bahagia,” tambahnya.
Tahun lalu, Weeks melakukan perjalanan ke Doha, Qatar, untuk menghadiri sesi pertama pembicaraan damai antara Taliban dan AS atas undangan kelompok milisi tersebut. “Saya telah berjanji pada diri sendiri untuk menyoroti masalah tawanan perang setelah saya dibebaskan,” katanya tentang keputusannya untuk menghadiri pertemuan tersebut.
Di sana dia bertemu Anas Haqqani, seorang komandan Taliban yang dibebaskan sebagai ganti Weeks dan Kevin. “Kami ditukar untuk membangun kepercayaan. Jadi masuk akal bagiku untuk bertemu dengannya.”
Saat di Doha, pejabat tinggi Taliban menemui Weeks dengan menyampaikan permintaan maaf. “Itu hal bagus tapi tidak mengubah fakta bahwa saya pernah mengalami neraka,” katanya.
“Tapi saya rasa jika saya tidak melalui semua masalah itu, saya tidak akan memeluk Islam,” tambahnya.
Dalam ciutan terbaru, Anas Haqqani memasang foto dirinya berjalan Bersama Jibrail Omar.”Timothy Weeks & saya melakukan perjalanan “tidak menyenangkan”. Dalam perjalanan saya yang berduri, saya menyadari makna kesengsaraan yang tidak akan pernah saya harapkan untuk orang lain. Dia bertemu orang -orang yang dengan moral & perilaku tinggi, mengubah dunianya, membuatnya menjadi Jibrail Umar! Selamat datang di Afghanistan bebas & independent,” tulisnya.
Menteri Dalam Negeri Imarah Islam Afganistan, Sirajuddin Haqqani, juga Timothy Weeks ikut meresmikan Masjid Al-Fatah di Kementerian Dalam Negeri Afghanistan. Ia juga didaulat menjadi pembicara pada upacara pembukaan masjid tersebut.*