Hidayatullah.com– Lebih dari 108 orang terbunuh dalam kekerasan aparat yang berusaha membubarkan aksi-aksi protes di seluruh penjuru Iran menyusul kematian Mahsa Amini, kata organisasi Iran Human Rights (IHR) yang berbasis di Oslo, Norwegia.
Pasukan keamanan Iran juga menewaskan sedikitnya 93 orang dalam bentrokan terpisah di kota Zahedan, di Provinsi Sistan-Baluchistan di bagian tenggara Iran, kata IHR dalam sebuah pernyataan seperti dilansir AFP Rabu (12/10/2022).
Protes merebak di seluruh Iran pada 16 September, ketika Amini meninggal tiga hari setelah koma menyusul penangkapannya di Teheran oleh polisi moral karena dianggap mengenakan hijab tidak sesuai peraturan.
Kekerasan di Zahedan meletus pada 30 September selama protes yang dipicu oleh kemarahan atas laporan pemerkosaan seorang gadis remaja oleh seorang komandan polisi di wilayah tersebut.
Kelompok-kelompok HAM juga menyuarakan kekhawatiran pada hari Selasa atas tindakan keras aparat di Sanandaj, ibu kota provinsi asal Amini, Kurdistan di bagian barat Iran.
“Masyarakat internasional harus mencegah pembunuhan lebih lanjut di Kurdistan dengan mengeluarkan tanggapan segera,” kata Direktur IHR Mahmood Amiry-Moghaddam mengatakan dalam pernyataan hari Rabu.
IHR mengindikasikan penyelidikannya terhadap tingkat “penindasan” di Kurdistan terhambat oleh pembatasan internet, dan memperingatkan akan terjadinya “penumpasan berdarah di masa yang akan datang” terhadap demonstran-demonstran di provinsi bagian barat.
“Di Kota Sanandaj di provinsi Kurdistan tampak aksi protes meluas dan tindakan keras berdarah dalam tiga hari terakhir,” kata IHR, menambahkan bahwa jumlah korban tewas saat ini di provinsi tersebut tidak termasuk mereka yang terbunuh pada periode itu.
IHR sejauh ini mencatat 28 kematian di Provinsi Mazandaran, 14 di Kurdistan, 12 di Gilan dan Azerbaijan Barat, serta 11 di Provinsi Teheran.
IHR mengatakan jumlah korban itu juga tidak termasuk enam kematian yang dilaporkan terjadi selama protes di dalam penjara pusat Rasht di Iran bagian utara pada hari Ahad karena IHR masih menyelidiki kasus tersebut.
Dikatakan pasukan keamanan Iran juga menangkap banyak anak yang ikut aksi protes di jalan-jalan dan di sekolah-sekolah dalam sepekan terakhir.
“Anak-anak memiliki hak hukum untuk protes, PBB memiliki kewajiban untuk membela hak-hak anak di Iran dengan memberikan tekanan pada Republik Islam (Syiah, red),” kata Amiry-Moghaddam.
Dikatakan para pekerja juga ambil bagian dalam pemogokan nasional dan protes di pabrik petrokimia Asalouyeh di barat daya Iran, Abadan di Iran barat dan Bushehr di selatan.*