Hidayatullah.com– Perusahaan raksasa judi Australia Star Entertainment Group didenda A$100 juta ($62 juta) karena gagal menghentikan praktik pencucian uang di kasinonya di Sydney.
Izin operasional kasino tersebut juga dihentikan sementara.
Denda yang diumumkan hari Senin (17/10/2022) itu merupakan denda maksimum yang diperbolehkan menurut undang-undang. Namun, NSW Independent Casino Commission tidak bertindak lebih jauh mencabut sepenuhnya izin operasional Star guna melindungi ribuan pekerja.
Dalam kondisi penangguhan izin tersebut, kasino akan tetap beroperasi di bawah manajer yang ditunjuk oleh pihak regulator, lapor BBC.
Rekor denda itu merupakan tanggapan atas hasil penyelidikan yang sangat mengejutkan di New South Wales (NSW) awal tahun ini.
Laporan tersebut menyebutkan Star membiarkan praktik pencucian uang dan organisasi kejahatan menginfiltrasi kasino mereka di Sydney, mengambil pendekatan “cavalier” dalam pengelolaan bisnisnya dan kadang-kadang membuat langkah yang disengaja untuk menutupi jejaknya kejahatannya.
Kala itu, pimpinan regulator Philip Crawford berkata, “Arogansi institusional perusahaan ini sangat keterlaluan.”
Mulai hari Jumat, Star tidak dapat mengelola kasinonya sendiri sampai mereka dapat “memperoleh kembali” izinnya, kata Crawford.
Star sebelumnya berjanji untuk menambah petugas sekuriti, meningkatkan pengawasan, mengakhiri pelancong judi VIP internasional berisiko tinggi yang dikenal dengan istilah “junkets” dan mengganti jajaran kepemimpinan perusahaan.
Skandal ini mendepak jajaran eksekutif Star, termasuk bekas CEO Matt Bekier.
Crawford mengatakan “masalah budaya” perusahaan akan membutuhkan waktu untuk dihilangkan, tetapi perusahaan itu telah menunjukkan tanda-tanda dapat direformasi di bawah kepemimpinan baru Robbie Cooke sebagai CEO.
Operator kasino di Australia berada di bawah tekanan besar untuk mereformasi operasi perjudian mereka menyusul laporan adanya aktivitas kriminal yang meluas.
Investigasi media menyiarkan tuduhan pelanggaran di berbagai kasino di seluruh Australia dalam beberapa tahun terakhir, termasuk di kasino yang dimiliki oleh grup game dan hiburan terbesar di negara itu – Crown Resorts.
Perusahaan judi itu didenda $ 80 juta oleh otoritas perjudian Victoria awal tahun ini karena gagal menghentikan aktivitas kriminal yang terjadi di kasinonya.*