Hidayatullah.com– Jerman ingin membebaskan orang dewasa untuk membeli dan memiliki ganja hingga 30 gram untuk keperluan rekreasi atau senang-senang dan mereka juga diperbolehkan memelihara tanaman ganja hingga tiga pohon.
“Jika undang-undang ini disahkan, itu akan menjadi proyek paling liberal bagi legalisasi ganja di Eropa, serta pasar yang paling diatur,” kata Menteri Kesehatan Karl Lauterbach pada konferensi pers di Berlin pada hari Rabu (26/10/2022).
“Ini akan bisa menjadi model [legalisasi ganja] bagi Eropa,” imbuhnya seperti dilansir The Guardian.
Dengan UU itu nantinya orang dewasa dapat bebas membeli dan menghisap kanabis di Jerman, kata politisi Partai Sosial Demokrat itu. Menurutnya, kebijakan seperti ini memberikan perlindungan yang lebih baik kepada orang-orang muda yang saat ini sudah menjadi pecandu agar tidak lagi mencarinya di pasar gelap.
“Kami tidak ingin memperluas konsumsi ganja, melainkan bermaksud meningkatkan perlindungan kaum muda dan kesehatan,” kata Lauterbach.
Dengan sekitar 4 juta orang di Jerman sudah pernah mencoba ganja setidaknya sekali selama 12 bulan terakhir, model larangan yang ada saat ini “tidak berfungsi”, imbuhnya.
Lauterbach mengatakan kebijakan legalisasi ganja oleh Jerman ini berbeda dengan model kebijakan serupa di Belanda, yang secara teknis masih mempidanakan penanaman dan penjualan ganja atau kanabis alias mariyuana.
Model Belanda, kata Menteri Kesehatan itu, memiliki dua kelemahan, yaitu kebebasan penggunaan dan pasar yang tidak dikontrol ketat. “Apa yang kami pelajari dari pengalaman Belanda adalah kami tidak ingin seperti itu”, imbuhnya. “Kami ingin mengontrol seluruh pasar.”
Berdasarkan rancangan undang-undang legalisasi ganja yang disodorkan pemerintahan Kanselir Olaf Scholz, jumlah maksimal pembelian dan kepemilikan ganja untuk keperluan rekreasi adalah 20 gram sampai 30 gram. Penggunaannya bisa dilakukan di tempat pribadi, bisa juga di tempat umum yang diatur. Penanaman ganja di tempat pribadi paling banyak tiga pohon.
Iklan atau promosi produk ganja untuk keperluan rekreasi tidak diperbolehkan. Ganja itu hanya boleh dipasarkan dalam kemasan polos tanpa desain Iklan.
Penjualannya kemungkinan besar hanya di tempat berizin seperti apotek. Namun, asosiasi apoteker Jerman sudah menyuarakan penentangnya pekan ini, dengan alasan bahwa apotek berarti akan dipaksa untuk bersaing menjual ganja dengan toko lain.
Produk ganja yang bisa dimakan seperti dalam bentuk permen karet atau makanan yang dipanggang aturannya masih dibahas. Namun, sepertinya produk itu tidak mungkin diperbolehkan, sebab akan ada ketentuan batas atas kadar THC – zat utama dalam ganja yang membuat orang teler. Rencananya akan ada batasan THC maksimal bagi pengguna dewasa berusia 18 sampai 23 tahun.
Orang dewasa yang ingin bebas menikmati ganja hingga teler di Jerman harus bersabar. Pasalnya rancangan undang-undang ini masih harus dibahas dan diperdebatkan di parlemen. Tidak hanya itu, peraturan itu harus sejalan dengan kebijakan Uni Eropa.*