Hidayatullah.com–Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Dr Yousef Ahmad Al-Othaimeen memuji peran Malaysia selaku penghubung penanganan kristis minoritas Islam Rohingya di Myanmar.
Dia mengatakan, pertemuan khusus Malaysia tentang Muslim Rohingya adalah langkah positif bagi 57 negara anggota OKI untuk menyuarakan keprihatinan mereka tentang krisis yang sedang berlangsung di Myanmar.
“Kami tidak menyentuh tentang kedaulatan setiap negara atau mencampuri urusan internal mereka. Namun apa yang terjadi di Myanmar adalah masalah kemanusiaan, internasional, yang tidak bisa diabaikan,” katanya dikutip Kantor Berita Bernama hari Rabu, usai mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Seri Anifah Aman, di sini hari ini.
Malaysia Bangun Skema Percontohan Bolehkan Pengungsi Rohingya Bekerja di Negara Itu
Sebagaimana diketahui, negara-negara anggota OKI akan berkumpul dan mendiskusikan pentingnya pembukaan kantor OKI ataupun organisasi internasional lainnya di Myanmar. Pertemuan akan berlangsung di Kuala Lumpur Convention Centre , atas permintaan pemerintah Malaysia.
Menjelang acara itu, Anifah turut bertemu rekan Afghanistan dan Qatar, Salahuddin Rabbani serta Soltan Saad Al-Muraikhi, dalam pertemuan bilateral hari ini.
OKI dalam sebuah pernyataan hari ini, mengatakan pertemuan darurat itu akan meneliti langkah tegas yang harus diambil untuk mendesak pemerintah Myanmar memberikan izin agar bantuan kemanusiaan dapat sampai di wilayah Rakhine.
Rapat itu akan turut membahas kondisi hidup masyarakat Islam Myanmar yang kehilangan tempat tinggal dengan jumlah mereka kini melebihi 120.000 orang.
Negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mulai menekan Myanmar terkait dugaan genosida Muslim Rohingya di Rakhine. OKI menekan Myanmar untuk mengizinkan peneliti internasional menyelidiki dugaan itu.
Pertemuan itu diadakan di tengah-tengah kekhawatiran mendalam Sekretariat Jenderal OKI berhubung situasi Muslim Rohingya dan kekerasan yang berlanjut ke atas mereka.*