Hidayatullah.com—Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) hari Kamis mengatakan tengah menyusun skema percontohan yang mengizinkan pengungsi-pengungsi Rohingya dapat bekerja di negara itu.
Di bawah skema percontohan itu, 300 orang pengungsi Rohingya akan diizinkan bekerja secara sah di sektor-sektor pertanian dan manufaktur, menurut para pejabat Malaysia dikutip Reuters.
Juru bicara UNHCR di Kuala Lumpur, Yante Ismail dikutip CNN menjelaskan bahwa skema ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan program pengungsi berkelanjutan di Malaysia.
Menurut Yante, para pengungsi ini dapat menjadi sumber tenaga kerja yang berharga bagi perekonomian Malaysia. Dengan mengizinkan pengungsi ini bekerja, pemerintah justru dapat mengatur mereka dengan lebih baik.
“Skema ini dapat membuat pengungsi di Malaysia meningkatkan perlindungan dan kemandiriannya sehingga dapat mengurangi ketergantungan mereka kepada Malaysia,” ucap Yante seperti dikutip Reuters, Kamis (24/11/2016).
Foto Satelit Tunjukkan Lebih 1000 Rumah Etnis Rohingya di Rakhine Dibakar
Para pendukung hak asasi sudah lama mendesak Malaysia yang memiliki sekitar 150.000 pengungsi dan mereka yang mencari tempat perlindungan termasuk sekitar 55.000 orang Rohingya, untuk melanjutkan hak bekerja bagi para pengungsi sebagai satu cara untuk memastikan mereka mendapatkan perlindungan yang lebih baik dan tidak tergantung pada orang lain .
Etnis Muslim Rohingya hidup dalam ketidakpastian karena tidak diizinkan untuk bekerja secara legal, sementara proses penempatan ke negara ketiga memakan waktu yang sangat lama. Mereka akhirnya diam-diam menjadi petugas kebersihan, atau bekerja di restoran, bahkan di situs konstruksi. Karena bekerja secara ilegal, banyak dari mereka mengaku disiksa atau tak diupah.
Meskipun menderita, mereka tetap ingin bekerja ketimbang harus kembali ke Myanmar, di mana mereka didiskriminasi dan ditindas.
Kantor UNHCR di Kuala Lumpur menyatakan upaya itu akan memberi jalan bagi skema pekerjaan yang lebih luas buat para pengungsi di Malaysia.*