Hidayatullah.com–Sebelum dipakai untuk meracuni eks agen ganda Rusia Sergei Skripal, gas saraf Novichok berkekuatan lebih rendah diyakini pernah dipakai untuk membunuh seorang bankir di Moskow.
Ivan Kiveldi, seorang bankir senior ketua perundingan bisnis Rusia, meninggal pada 1995 setelah diracun dengan zat yang dulu masih belum dikenal.
“Itu salah satu versi awalnya, asal-usul Novichok, tidak terlalu beracun,” kata Vladimir Koshelev bekas personel dinas intelijen militer GRU yang sekarang berpangkat kolonel di unit cadangannya, kepada Euronews Selasa (13/3/2018).
Pihak berwenang Inggris meyakini racun yang dibuat dalam program Novichok, proyek senjata kimia yang dimulai sejak era Uni Soviet, digunakan dalam serangan atas bekas agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya di Salisbury.
Kematian Kiveldi diakibatkan oleh “satu tetes, satu miligram dibagi 10, yang ditempatkan di teleponnya,” kata Koshelev dalam wawancara di Moskow.
Dia menambahkan, walaupun gas saraf itu tidak terlalu beracun dibanding versi terbarunya, tetapi mampu membunuh Kiveldi beserta sekretarisnya dan petugas patologi yang memeriksa mayatnya.
Pembunuhan itu dilakukan oleh geng kriminal, kata Khoselev menggaris bawahi, seraya bertanya apakah otoritas Inggris juga mempertimbangkan skenario serupa terjadi pada Skripal.
Koshelev, yang bekerja di GRU ketika Skripal terungkap sebagai agen ganda yang bekerja untuk pemerintah Inggris, mewanti-wanti agar tidak gehabah menuding keterlibatan Rusia dalam peracunan Skripal semata hanya karena jenis racun yang dipakai.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Jika, misalnya saja, kita membayangkan Skripal dienyahkan dengan menggunakan Kalashnikov, maka hal itu juga bisa dijadikan alasan untuk mengatakan Rusia sebagai pelakunya karena senapan serbu Kalashnikov dibuat di pabrik Tula atau Izhevsk [di Rusia]. Namun [tuduhan semacam itu] kedengarannya bodoh, yang bisa dibuat-buat oleh musuh kami,” kata Koshelev.*