Hidayatullah.com–Polisi Ethiopia menembakkan gas air mata ke arah ribuan orang yang berjubel untuk memberikan perhormatan terakhir kepada insinyur kepala proyek bendungan raksasa Sungai Nil yang kontroversial.
Simegnew Bekele ditemukan tewas tertembak di Ibu Kota Addis Ababa pada hari Kamis (26/7/2018). Tidak jelas apakah kematiannya berkaitan dengan proyek bendungan kontroversial Grand Renaissance Dam di aliran Sungai Nil bernilai $4 miliar.
Kematian Simegnew membuat banyak orang berduka. Ratusan orang memadati katedral, sementara ribuan lainnya menyemut di luar, lapor BBC Ahad (29/7/2018).
Polisi setempat mengatakan mereka masih menyelidiki kasus penembakan insinyur tersebut.
Pemerintah Mesir menentang pembangunan dam raksasa itu, karena takut aliran air Sungai Nil akan berkurang. Sebagaimana diketahui, Mesir yang terletak di hilir Sungai Nil juga memanfaatkan aliran deras sungai besar itu untuk Bendungan Aswan, yang dipakai sebagai pembangkit listrik tenaga air serta irigasi pertanian.
Menyusul kabar pembunuhan Simegnew hari Kamis, muncul demonstrasi spontan di luar kantor lembaga penyiaran milik pemerintah di Addis Ababa. Warga menuntut keadilan bagi insinyur yang ditembak mati orang tak dikenal itu.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Koresponden Wall Street Journal wilayah Afrika Matina Stevis-Gridneff mengatakan kepada BBC bahwa Simegnew sudah menjadi ikon ambisi Ethiopia menyongsong masa depan. Dia juga menjadi simbol pembangunan dam raksasa itu, yang disebut-sebut sebagai proyek infrastruktur paling ambisius yang pernah dicapai di Benua Afrika.
Menurut laporan Fana Broadcasting Corporation, lembaga penyiaran afiliasi pemerintah, pemakaman Simegnew dihadiri oleh keluarga, saudara dan teman-temannya, serta Presiden Mulatu Teshome dan Wakil PM Demeke Mekonnen.*