Hidayatullah.com—Seorang pengacara dari mantan CEO Nissan Carlos Ghosn mengatakan bahwa dirinya “ternganga” dengan berita bahwa kliennya telah melarikan diri ke Libanon setelah mendapatkan pembebasan tahanan bersyarat di Jepang.
“Kami sungguh sangat terkejut,” kata Junichiro Hironaka, ketua tim pembela hukum Ghosn, seperti dilansir BBC. “Saya bahkan tidak tahu apakah kami dapat mengontaknya. Saya tidak tahu bagaimana kami akan melanjutkan (proses hukum) setelah ini.” Dia juga mengatakan bahwa tim legalnya masih menyimpan paspor-paspor Ghosn.
Hari Selasa (31/12/2019)., mantan pimpiinan eksekutif Nissan itu, yang sedang menunggu persidangan kasus pelanggaran finansial, mengkonfirmasi bahwa dirinya sudah meninggalkan Jepang.
Ghosn mengatakan dia tidak lari dari hukum melainkan “menyelamatkan diri dari persekusi politik”.
Pria berusia 65 tahun itu merupakan salah satu tokoh terkemuka dalam industri otomotif sampai penangkapannya bulan November 2018.
Ghosn dilahirkan di Brazil dari pasangan suami-istri asal Libanon dan dia dibesarkan di Beirut, sebelum melakukan perjalanan ke Prancis untuk melanjutkan pendidikan lebih tinggi.
Kementerian-kementerian luar negeri Prancis dan Libanon mengatakan tidak mengetahui perihal kepergian Ghosn dari Jepang dan ketibaannya kemudian di Libanon. Media-media di negara Timur Tengah itu mengatakan dia terbang dengan pesawat jet pribadi lewat Turki.
Ghosn dibebaskan dari tahanan pada bulan April dengan jaminan $9 juta dan syarat tidak pergi meninggalkan Jepang.
Bagaimana dia dapat pergi meninggalkan negeri sakura itu masih belum jelas. Tidak diketahui pula apakah dia memegang duplikat paspor, sebab sebagian pebisnis diperbolehkan demikian. Di rumahnya dipasang kamera pengawas, dan dia dilarang menggunakan telepon serta komputer.
Ghosn merilis pernyataannya setelah hari Senin media melaporkan di sudah pergi ke Libanon.
Menegaskan bahwa dirinya sudah berangkat ke negara Timur Tengah itu, Ghosn mengatakan dia “tidak lagi menjadi tawahan sistem hukum Jepang yang kaku, di mana orang sedari awal dianggap bersalah, diskriminasi terjadi di mana-mana, dan hak-hak dasar kemanusiaan tidak diberikan.
“Saya tidak melarikan diri dari hukum, saya menyelamatkan diri dari ketidakadilan dan persekusi politik,” ujarnya.
Ghosn senantiasa membantah telah melakukan kesalahan yang dituduhkan kepadanya.
Jurnalis BBC News Quentin Sommerville melaporkan dari Beirut bahwan bekas bos Nissan itu tidak akan sulit menemukan tempat aman dan mewah untuk tinggal di Libanon. Sebagai seorang keturunan Libanon, Ghosn menghabiskan masa kecilnya bersama keluarganya di negeri Arab itu. Dia sangat dikagumi di sana dan bahkan potret dirinya dijadikan gambar salah satu perangko Libanon.
Di negeri itu, dia juga ikut mendirikan perkebunan anggur IXSIR, yang membanggakan minuman wine yang dihasilkannya sangat nikmat dan “elegan luar biasa”.
Melarikan diri dari Jepang bukan hal yang mudah mengingat tiga paspor milikinya disita, akan tetapi penjagaan perbatasan Libanon tidak terlalu ketat. Ghosn dikabarkan tiba di sana dengan pesawat jet pribadi hari Ahad malam (29/12/2019), dan orang dengan status sepertinya akan mudah melewati imigrasi. Apabila berada di negeri itu, Ghosn kabarnya sering didampingi oleh pengawal.
Ghosn ditahan di Jepang lebih dari setahun, dan selama itu Libanon sudah mengalami banyak perubahan. Aksi unjuk rasa yang berlangsung selama berbulan-bulan menentang korupsi dan elit politik mengakibatkan perdana menterinya meletakkan jabatan, dan perekonomian negara terpuruk.
Jepang memberikan bantuaan jutaan dolar ke Libanon dan pastinya ingin Goshn kembali ke sana untuk diadili.
Pebisnis kelas kakap itu memang sudah keluar dari negara Jepang yang membuinya, tapi bukan berarti masalahnya selesai.
Ghosn ditangkap dengan tuduhan memiliki pendapatan-pendapatan lain yang tidak dilaporkan ke pihak berwenang dan mengalihkan uang dari Nissan –yang diselamatkan Ghosn dari kebangkrutan oleh tangan dinginnya– untuk menutup kerugian-kerugian bisnis pribadinya. Ghosn juga dituduh mentransfer uang Nissan ke sebuah dealer di Oman, serta menggelapkan uang perusahaan $5 juta untuk kepentingan pribadi.
Semua tuduhan itu dibantah Ghosn.*