Hidayatullah.com–Beberapa masjid dan Muslim diserang oleh kelompok radikal Hindutva di Tripura dalam gelombang kekerasan komunal yang dimulai dua hari lalu pada 20 Oktober. Kelompok sayap kanan Hindu di seluruh negara bagian timur laut dilaporkan merusak setidaknya enam masjid dan lebih dari selusin rumah dan toko-toko milik komunitas muslim di sana.
Massa radikal ini mengenakan pakaian safron, membawa pedang dan mengangkat slogan-slogan anti-Muslim terlihat di foto dan video berbaris dengan senjata menuju masjid, lapor Maktoob Media. Massa diduga dari kelompok Vishwa Hindu Parishad (VHP), Hindu Jagran Manch, Bajrang Dal dan Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS).
Shame on you Mr. @BjpBiplab…
You don't deserve to be the CM of Tripura…#StopAttackingTripuraMuslims pic.twitter.com/nDZ4JyMfsL
— Mohammad Salman (@writesalman) October 26, 2021
Berbicara pada indianexpress.com, Petugas Polisi Sub-Divisi (SDPO) Panisagar Soubhik Dey mengatakan aksi protes VHP dengan membawa sekitar 3.500 orang. “Sebagian aktivis VHP di rapat umum menggeledah sebuah masjid di daerah Chamtilla. Kemudian, tiga rumah dan tiga toko digeledah dan dua toko dibakar di daerah Rowa Bazar, sekitar 800 meter dari kejadian pertama,” kata pejabat itu.
“VHP telah mengorganisir aksi protes di area Panisagar hari ini. Kami berkumpul di motorstand Panisagar dan dijadwalkan untuk berjalan melalui area yang berbeda, termasuk Chamtilla, Rowa, Jalebasha, dll., dan kembali ke titik awal,” kata Narayan Das, pemimpin Bajrang Dal dari Panisagar yang menjadi bagian dari aksi ini pada indianexpress.com. Bajrang Dal adalah organisasi garis keras yang bentuk yang sayap pemuda dari Vishva Hindu Parishad (VHP).
Pemimpin partai komunis negara bagian itu, Pabitra Kar mengatakan, “Insiden seperti itu terjadi di Tripura setelah kekerasan terjadi di Bangladesh. Hal-hal ini sedang diatur oleh BJP. Tripura dikenal dengan kedamaian dan kerukunan komunal. Pemerintah negara bagian harus memastikan kerukunan dan perdamaian komunal dipertahankan di sini,” katanya.
Jumat lalu, ormas Islam Jamiat Ulama (Hind) Negara Bagian Tripura menyerahkan memorandum ke kantor Ketua Menteri Biplab Kumar Deb terkait serangan terhadap masjid dan tempat tinggal minoritas Muslim dalam tiga hari terakhir. Setidaknya enam masjid diserang oleh massa Hindu sejak 20 Oktober, kata Safiqur Rahman, seorang aktivis Organisasi Mahasiswa Islam (SIO) kepada Maktoob Media.
Lebih lanjut, dia mengatakan sebuah masjid dibakar di wilayah Maharani di Udaipur, distrik Gomathi. Selain itu, Masjid di Krishnanagar, Dharmanagar, Panisagar dan Chandrapur di Tripura juga dirusak pada hari Kamis.
Peserta demonstrasi Vishwa Hindu Parishad (VHP) memecahkan kaca jendela dan kamera CCTV Masjid Jami Krishnagar, menurut situs web Tripura Infoways. Rahman juga mengatakan bahwa pada jam 1 pagi pada hari Jumat, sebuah Masjid di Panisagar di distrik Tripura Utara dibakar oleh massa Hindu yang kejam.
Di Kailashahar, sebuah daerah dekat ibu kota negara bagian Agartala, massa yang dilaporkan mengelilingi masjid meneriakkan “Jai Shri Ram” dan memasang bendera safron. “Ini semua terjadi selama protes terhadap kekerasan komunal di Bangladesh,” kata Rahman kepada Maktoob.
Organisasi Mahasiswa Islam (SIO) Tripura mendesak pihak berwenang untuk mengambil tindakan tegas terhadap penyerang dan memastikan keamanan bagi umat Islam di negara bagian tersebut. Dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, kelompok mahasiswa tersebut mengatakan “kami mengutuk keras serangan brutal dan perusakan di rumah Advokat Abdul Basit Khan dan sebuah masjid (di tanah Wakaf) yang berdekatan dengan rumahnya oleh gerombolan radikal Hindutva.
“Serangan anti-Muslim direncanakan dengan baik,” kata seorang aktivis Muslim lokal, Sultan, kepada Maktoob. Dia juga mencuit di twitter bahwa laporan terus menerus datang dari berbagai tempat di Tripura, dan orang-orang kini hidup dalam ketakutan.
Pasal 144 dari Hukum Acara Pidana India diberlakukan diberlakukan di wilayah tersebut setelah seruan kekerasan anti-Muslim oleh kelompok Hindutva. Namun, banyak yang menunjukkan pemberlakuan itu tidak menghentikan aksi massa Hindu menyerang Muslim, dan bahkan petugas polisi di beberapa daerah.
Hindutva adalah gerakan Nasionalisme Hindu yang tumbuh di Indiayang dikembangkan oleh Vinayak Damodar Savarkar di tahun 1923. Kelompok ini dinilai ingin melakukan pendekatan demokratis untuk mencapai tujuannya untuk menjadikan India sebagai negara Hindu.*