Hidatullah.com—Dunia menyambut kesepakatan gandum yang ditandatangani di Istanbul, Turki, Jumat (22/7/2022) malam waktu setempat. Penandatanganan ekspor gandum –termasuk biji-bijian– antara Ukraina, Rusia, Turki dan PBB dilakukan untuk membantu meringankan krisis pangan global, kutip Anadolu Agency.
Berkat mediasi Turki dan PBB, Ukraina dan Rusia menandatangani perjanjian di Istanbul soal dimulainya kembali pengiriman gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam, dan terobosan diplomatik tersebut disambut oleh seluruh dunia.
Pemerintah Inggris pada Jumat memuji kesepakatan ekspor produk biji-bijian penting yang ditandatangani oleh Rusia, Ukraina, PBB dan Turki untuk melanjutkan ekspor barang biji-bijian melalui Laut Hitam. “Invasi biadab (Presiden Rusia Vladimir) Putin ke Ukraina membuat beberapa orang termiskin dan paling rentan di dunia berisiko tidak memiliki apa-apa untuk dimakan,” kata Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss dalam sebuah pernyataan.
“Sekarang perjanjian ini harus dilaksanakan, dan kami akan mengawasi untuk memastikan tindakan Rusia sesuai dengan perkataannya,” imbuh dia.
Disambut dunia
Amerika Serikat (AS) menyebut kesepakatan gandum Ukraina yang ditandatangani di Istanbul sebagai ‘langkah positif,’ dan berterima kasih kepada Presiden Erdogan, Sekjen PBB Antonio Guterres atas upaya mereka. Sementara Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengatakan bahwa kesepakatan gandum ini adalah “berita bagus” bagi masyarakat internasional untuk menghindari krisis pangan global.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell juga menyambut baik upaya Turki dan PBB yang memediasi kesepakatan itu. “Perjanjian Istanbul hari ini adalah langkah ke arah yang benar” untuk memecahkan masalah yang disebabkan oleh “invasi ilegal Rusia ke Ukraina yang menyebabkan jutaan orang terancam kelaparan,” tulis Borrell di Twitter.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyambut baik kesepakatan itu, dengan mengatakan, “G7 bekerja sama dengan mitra seperti Turki dan lainnya untuk memastikan bahwa kami dapat mengeluarkan barang biji-bijian itu dari Ukraina dan ke tempat-tempat di seluruh dunia yang membutuhkannya tanpa membahayakan kedaulatan Ukraina.”
Seorang pejabat senior PBB mengatakan, Turki menjadi inti dari kesepakatan koridor barang biji-bijian Ukraina lewat Laut Hitam. Pentingnya peran Turki dalam kesepakatan untuk membantu memberi makan dunia adalah “benar-benar sentral,” kata pejabat itu, yang menolak disebutkan namanya, kepada sekelompok wartawan di ibu kota Turki, Ankara.
Pejabat itu mengatakan pusat koordinasi bersama akan didirikan di ibu kota komersial Turki, Istanbul, untuk memantau kapal-kapal yang melintasi Laut Hitam dan melalui Selat Turki untuk melakukan ekspor ke dunia. “Ini adalah operasi perdagangan dalam hal perdagangan, membawa biji-bijian dan buah-buahan lainnya,” kata pejabat itu.
Seharusnya tidak ada serangan terhadap kapal mana pun yang keluar dari perairan teritorial ke Laut Hitam, ujar dia, mengutip kesepakatan gandum yang ditandatangani oleh Turki, PBB, Ukraina, dan Rusia. “Akan ada jalur aman yang akan dipantau oleh pusat koordinasi bersama di Istanbul, dan kami sudah mulai mengidentifikasi seseorang yang akan menjadi perwakilan kami di pusat itu,” tambah pejabat tersebut.
Berdasarkan kesepakatan, sebuah pusat koordinasi akan didirikan untuk melakukan inspeksi bersama di pintu masuk dan keluar pelabuhan, dan memastikan keamanan rute. Dipuji secara internasional atas peran mediatornya, Turki berkoordinasi dengan Moskow dan Kyiv untuk membuka koridor dari kota pelabuhan Ukraina Odesa untuk melanjutkan pengiriman barang biji-bijian ke pasar global yang telah lama terhenti akibat perang Rusia-Ukraina, yang sekarang memasuki bulan kelima.*