Hidayatullah.com | Sahabatsuriah.com–Rezim Bashar al-Assad akhirnya izinkan sejumlah pekerja kemanusiaan yang tergabung dalam Palang Merah dan Bulan Sabit Merah untuk masuk ke kawasan Al-Baydha dan Raas al-Nabii’ di Baniyas, Tartous, di Utara Suriah, untuk mengevakuasi jenazah warga dua desa itu yang dibantai selama 2 hari berturut-turut, Kamis dan Jumat, 2-3 Mei lalu.
Satu demi satu lagi foto dan video yang mengerikan muncul di berbagai media sosial yang dipakai oleh pihak oposisi dan para pejuang pembebasan Suriah untuk memperlihatkan luar biasanya kekejaman mereka yang melakukan ethnic cleansing atas warga Muslim di Suriah ini.
Warga Muslimin Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah adalah mayoritas di Suriah yang (sebelum revolusi) berpenduduk sekitar 20 juta itu. Warga Syi’ah adalah minoritas yang selama beratus tahun hidup berdampingan di Suriah. Warga Alawiyah, sekte Syi’ah yang bahkan sangat kecil jumlahnya, adalah yang sudah 40 tahun ini berkuasa lewat rezim Assad.
Ketika akhir tahun lalu para pejuang kelihatan semakin efektif dalam bertempur dan mulai merebut daerah demi daerah dari tangan pasukan rezim Suriah, dunia Barat dan mereka yang menyebut diri pengamat mulai menyuarakan kekhawatiran kalau-kalau kaum Muslimin – terutama yang disebut jihadis – akan menang dan berkuasa di Suriah. Mereka menganggap, bila mujahidin menang maka yang akan terjadi adalah Afghanistan ke 2 dan kaum minoritas akan ditindas karenanya.
Namun pembantaian demi pembantaian, seperti yang terjadi di Baniyas (sebuah kawasan Muslim yang terjepit di antara pemukiman Syi’ah) menunjukkan yang sebaliknya.
Komentar Revolution Syria, “Sectarian cleansing is being conducted by a hateful murderous minority within a minority and the world is worried about minorities in Syria.” (Pembersihan sektarian sedang dilancarkan sekelompok minoritas pembunuh (yang merupakan) bagian dari sebuah minoritas dan dunia meributkan (nasib) minoritas di Suriah).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pasukan Assad dibantu oleh gerombolan Syi’ah dari kawasan sekitar Baniyas menyerbu masuk pada 2 Mei, lalu 3 Mei, dan mulai menembak dan menyembelih penduduk desa, wanita, anak-anak, bahkan bayi. Peristiwa ini dikomentari seorang anak di bagian lain Suriah dengan menulis sebuah poster, “Permintaan kepada Bashar al-Assad, kalau kau hendak menyembelihku, pastikan pisaumu tajam.”
Sahabat Suriah ingatkan, video berjudul |Two-Day Killing Spree by Assad Regime| berikut sangat mengerikan: kompilasi dari 3 lokasi pembantaian yang memperlihatkan tumpukan jenazah, mayat-mayat yang dibakar, serta korban wanita dan anak-anak. Sebagaimana disebutkan oleh para pengunggah foto dan video seperti ini tidak dimaksudkan untuk apa pun selain menjadi dokumentasi bukti-bukti kejahatan Bashar al-Assad terhadap kemanusiaan.
Bukan Hanya di Baniyas
Bukan hanya di Baniyas, pembunuhan terhadap wanita dan anak-anak dilancarkan pasukan rezim Bashar al-Assad. Seorang wanita yang mengandung janin kembar tiga dibunuh – bersama ke tiga janinnya.
Siang kemarin, Senin 6 Mei, diberitakan bahwa pasukan rezim bekerjasama dengan milisi Syi’ah Lebanon mulai melancarkan pembantaian baru di Al-Qusayr, kawasan yang dekat dengan perbatasan Suriah – Libanon. Belum ada detil baru sampai berita ini diturunkan.*