Hidayatullah.com–Atas izin Allah dan bantuan lembaga kemanusiaan Turki, Maya el Mar’i (8 tahun), seorang pengungsi di Istanbul setelah meninggalkan Aleppo, Suriah. Dia tidak memiliki kaki karena kondisi bawaan. Ayahnya, yang mengalami kondisi serupa, membuat kaki pendek darurat dari hanya bahan-bahan yang tersedia, yakni kaleng dan plastik.
Hanya satu yang Maya inginkan: “Saya punya satu impian, dan itu adalah berjalan.”
Ia kini berada di Istanbul, Turki, dengan penuh harap bisa mewujudkan impiannya itu. Dr. Mehmet Zeki Culcu, seorang ahli kaki palsu profesional yang mengetahui penderitaan Maya dari media sosial, menawarkan diri untuk membantu Maya setelah Bulan Sabit Merah Turki membawa ayah dan putrinya itu ke Turki.
Kepada Anadolu Agency, El Mar’i mengatakan ayah-anak ini akan dipertemukan dengan ahli prostetik di Turki, dan menyatakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemerintah Turki dan terutama kepada Bulan Sabit Merah.
“Para dokter mengatakan dia lahir dengan cacat fisik dan mengamputasi kaki di bawah lututnya,” tutur el Mar’i.
“Putri saya selalu menderita karena kakinya selalu terkena batu, dan ia juga terkadang terjebak dalam lumpur,” tambah ibunya, Rabia Mar’i. “Dia tidak bermain seperti teman-temannya, dan ia harus pergi ke sekolah, jadi (mendapatkan) kaki palsu sekarang sangat penting.”
Maya, yang berasal dari wilayah Aleppo, sampai akhirnya pindah ke Istanbul untuk tinggal bersama ayahnya di sebuah kamp untuk orang-orang yang terlantar di wilayah Idlib di Suriah utara, korban Perang Suriah selama tujuh tahun.
Prostetik buatannya telah dirakit bersama oleh ayahnya Mohammad el Mar’i (34), yang juga memiliki fisik yang sama yang dikenal sebagai amputasi kongenital. Prostetik adalah alat buatan yang menyerupai bentuk bagian tubuh untuk menggantikan bagian tubuh tersebut yang hilang atau rusak.
Maya, seperti ayahnya, bisa bergerak lebih mudah dengan merangkak. Namun operasi baru-baru ini, yang semakin mengurangi panjang anggota tubuhnya telah menghalangi nya.
“Setelah operasi, dia tidak dapat bergerak dan duduk sepanjang waktu di tenda,” kata Mohammad kepada AFP dalam sebuah wawancara di klinik Istanbul.
“Agar dia bisa keluar dari tenda, saya punya ide untuk memperbaiki tubing tubangnya, diisi dengan bahan spons untuk mengurangi tekanan.
“Lalu, aku menambahkan dua kaleng tuna kosong karena plastiknya tidak cukup kuat untuk menahan gesekan dengan tanah.”
Baca: Ikon Perlawanan Palestina Berusia 16 Tahun Tiba di Turki
‘Sebuah hidup baru’
Dengan prostetik buatan ini, Maya akhirnya bisa berjalan di luar tenda dan bahkan bisa pergi sendiri ke sekolah di kamp.
Mohammad, yang memiliki lima anak lain tidak ada yang menderita kondisinya, mengatakan ia mengganti tabung plastik sebulan sekali dan kaleng sekali seminggu.
Berbicara kepada AFP di klinik, Maya duduk di pelukan ayahnya di kursi roda, mengaku kewalahan oleh pengalaman hari-hari terakhir.
Ayahnya juga akan diberikan kaki prostetik di klinik Turki. Tetapi di atas itu semua nasib putrinya yang paling mengkhawatirkannya.
“Lebih penting dia bisa berjalan sehingga dia bisa mandiri. Ini akan menjadi seperti kehidupan baru bagi kami, ”katanya.
“Saya bermimpi melihat dia berjalan, pergi ke sekolah dan kembali tanpa menderita,” tambahnya.
Baca: “Ayah, Angkat Saya!” Jerit Anak Suriah dengan Kaki Putus dalam Ledakan Bom
‘Penderitaan menjadi harapan’
Untuk memenuhi harapan Maya, Dr Culcu memutuskan mencari donadi untuk biaya kaki prostetik keduanya.
“Kami telah dihubungi oleh orang-orang di seluruh dunia yang ingin memberikan donasi. Tapi masalah ini ditutup dan saya akan menanggung biayanya, ”katanya.
Dia mengatakan anggota badan buatan sendiri yang dibangun ayahnya di kamp Idlib kemungkinan besar akan membuktikan manfaat besar karena mereka telah terbiasa berjalan.
“Kita tidak bisa benar-benar menyebut apa yang dia miliki prostetik,” kata Dr Culcu.
“Ini semacam sistem darurat baginya untuk berjalan. Dengan energi putus asa, tanpa alasan apa pun, ayahnya mengubah penderitaan itu menjadi harapan.”
“Maya akan berjalan,” kata Dr Mehmet Zeki Culcu, yang dikenal spesialis prostetik ini. “Insya Allah, dalam waktu tiga bulan,” tambahnya.*