Hidayatullah.com–Tengah malam tadi, menjelang kami istirahat, langit Gaza diramaikan suara mobil-mobil pemadam kebakaran. Di perbatasan utara Gaza, Mujahidin dan Zionis Israel saling balas dengan roket-roket… Alhamdulillah tak ada korban jiwa.
Pagi ini kami (waktu Gaza), dalam beberapa jam lagi kami bukan mau berjumpa musuh, yang dilaknat Allah…
Sebentar lagi kami akan berjumpa dengan ratusan anak yatim, pengungsi, faqir, miskin yang bersekolah gratis di TK Bintang Al-Quran di desa Jabaliya Al-Balad (TK pertama di Gaza yang 100% dibiayai masyarakat Indonesia).
Jantung kami berdetak keras, karena sejak beberapa hari yang lalu mendengarkan cerita-cerita yang memilukan tentang anak-anak itu.
Ada seorang bocah yang setiap hari menangis di sekolah, karena awal bulan Maret yang lalu kedua orangtuanya mati dihajar roket Israel…
Semoga syahid keduanya diterima Allah.
Ada yang rumahnya terletak di sebuah perkebunan dekat perbatasan dengan benteng Israel, dihancurkan rata dengan tanah…
Ada yang kehidupannya sehari-hari mengalir dari lembaran-lembaran roti yang dipanggang ibunya di pinggir jalan yang berdebu.
Yang membedakan mereka dengan anak-anak kita di Indonesia, setiap waktu semua anak ini bisa dihantam mati oleh roket-roket dari angkatan perang terbesar di Timur Tengah…. Israel. Dari menit ke menit nyawa mereka terancam.
Allah Maha Besar, Israel kecil.
Kami deg-deg-an karena rasa cinta kepada anak-anak suci ini.
Kami tak bisa sendirian merasakan deg-deg-an ini… Jantung kami tak kuat. Mata kami basah sebasah-basahnya….
Mohon perkenan Anda untuk menemani kami dari kejauhan di tanah air,
mengelus kepala mereka,
memeluk tubuh kecil mereka,
membelai punggung tangannya,
mengejakan doa-doa untuk keselamatan mereka…
Semoga Anda berkenan.*/SA