Hidayatullah.com–Muktamar Muhammadiyah ke-46 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang berlangsung 3-8 Juli, menelorkan sejumlah rekomendasi. Di antara rekomendasi itu, yang tak kalah penting jadi sorotan Muhammadiyah adalah masalah pluralisme agama.
Rekomendasi itu dibacakan langsung oleh anggota PP Muhammadiyah, Dahlan Rais di acara penutupan muktamar Muhammadiyah (8/7) siang tadi di hadapan Wapres Boediono serta sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II.
“Muhammadiyah menolak pluralisme yang mengatakan semua agama sama,” katanya. Kendati begitu, menurut Dahlan, Muhammadiyah tidak menampik adanya pluralitas agama. Sebagai solusi, Muhammadiyah menyarankan untuk menciptakan relasi antarpemeluk agama bukan dalam bentuk pluralisme agama, tapi toleransi dan ko-eksistensi.
Alasan Muhammadiyah menolak keras pluralisme agama karena bisa menjadikan kebenaran agama relatif. Tapi, Muhammadiyah tidak menampik adanya pluralitas agama.
Muhammadiyah menyarankan agar menciptakan relasi antarpemeluk agama, bukan dalam bentuk pluralisme agama, tapi toleransi dan ko-eksistensi.
Selain pluralisme, Muhammadiyah juga mendorong terciptanya proses hidup beragama tanpa anarki serta menjaga kesatuan bangsa. [ans/hidayatullah.com]