Hidayatullah.com — Kurang lebih 500 orang korban Tsunami di Kampung Muntei Barubaru Desa Detumonga, Kepulauan Mentawai, belum ditemukan. Sedangkan sampai pagi ini baru sekitar 200 korban lainnya yang berhasil dievakuasi.
Demikian dilaporkan Anggota Tim SAR Nasional (SARNAS) Hidayatullah Suheri Sababalat yang sejak hari pertama telah berada di lokasi. Sababalat tinggal di Sikakap, tidak jauh dari kampung yang dikabarkan lenyap ini.
“Rata, seperti lapangan bola kasti,” kata Suheri Sababalat dihubungi Hidayatullah.com melalui saluran telpon, Kamis (28/10) pagi.
Disebutkan Sababalat, tempat yang paling parah adalah wilayah Sabeuguguk. Letaknya yang persis berada di bibir pantai membuat kampung ini masih susah ditembus relawan sampai kini. Untuk menempuhnya dari Sikakap relawan harus menembusnya menggunakan mesin tempel selama 1 jam lamanya.
Sejak hari pertama bencana, kata Sababalat, SAR Hidayatullah bersama relawan dari Gereja Kristen Protestan Sikakap dan sejumlah organisasi kemanusiaan berhasil masuk ke Sabeuguguk.
“Kita bergabung dengan relawan yang lain,” jelas pria asli Mentawai ini.
Sementara itu, Ketua Umum SARNAS Hidayatullah Suheri Abdullah menjelaskan, sejak Rabu (27/10) sejumlah anggota SARNAS Hidayatullah sudah mendaftar untuk berangkat ke Mentawai melalui kapal TNI dan TVone.
“Tapi karena kendala tekhnis, kita undur dulu hingga baru bisa berangkat pagi tadi melalui jalur komersil didukung dari Baitul Maal Hidayatullah,” jelas Heri.
Tim Ekspand sendiri sebelumnya sudah dikirim 2 personil, untuk kegiatan pembuatan posko dan evakuasi.
“Selanjutnya kita akan terus mengirimkan tim sesuai kebutuhan sampai tanggap darurat dinyatakan selesai,” tandasnya. [ain/hidayatullah.com]