Hidayatullah.com — Tokoh Islam Indonesia Ustadz Hasyim Yahya, mengatakan umat Islam harus bangun dari tidur lelapnya dan mulai sadar bahwa banyak makar untuk mencelakakan umat sedang berlangsung sistematis dan massif saat ini.
Pernyataan ini diutarakan Ustadz Hasyim, menanggapi acara “Halaqah Nasional penanggulan Terorisme” yang digagas Majelis Ulama Indonesia (MUI) bekerjasama dengan Forum Komunikasi Praktisi Media Nasional (FKPMN). Menurutnya, acara ini diduga adalah bagian dari upaya untuk “menghabisi” para aktifis Islam di Indonesia.
“Kita harus sadar bahwa hal ini tidak bisa dilepaskan dari agenda musuh musuh Allah,” kata Ustadz Hasyim di Karawang, Jawa Barat.
Dari beberapa kali acara “halaqah” itu, kata Hasyim, tampak ada upaya untuk melakukan redefenisi jihad dan syariat Islam. Hasyim juga menyoal adanya agenda dan kampanye “deradikalisasi Islam” yang dinilainya tak bisa dilepaskan dari pesanan Barat.
“Jika kita mengikuti kampanye mereka (Barat, red) dengan mengatakan Islam tidak radikal, berarti sama saja kita telah setuju dengan skenario mereka,” katanya.
Kata Hasyim, deradikalisasi Islam sejatinya adalah istilah untuk membungkam rapat rapat agar semangat jihad dari kaum Muslimin lenyap. Jika umat Islam telah terperdaya dengan menyetujui kampanye itu maka, lanjut Hasyim, mereka telah termakan agenda musuh musuh Allah.
Agenda Barat ini, lanjut Hasyim, memang adalah sesuatu yang tidak main main. Barat menganggap jihad dalam Islam adalah konsep yang tidak ada duanya dalam kitab kitab mana pun. sehingga Barat berusaha untuk menghapusnya dengan cara cara kampanye seperti tersebut.
“Agar umat Islam kehilangan semangat jihadnya,” jelasnya.
Hasyim mengutip ayat al-Qur’an surah al Anfaal ayat 73 berbunyi: “Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar”.
Ia menjelaskan tafsir “yang diperintahkan Allah” pada ayat tersebut adalah keharusan adanya persaudaraan yang teguh antara kaum Mmuslimin. Yaitu adanya saling tolong menolong di antara kaum Muslimin.
Masih dalam al-Qur’an, lanjut Hasyim, juga dijelaskan tentang dahsyatnya makar musuh musuh Allah. Seperti tertuang di dalam surah Al Baqarah ayat 217, berbunyi: “Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”.
Alih-alih dengan adanya seruan Allah ta’ala itu kaum Muslimin dapat bersatu dan tidak bercerai berai, tapi umat malah terpecah belah.
“Tapi sekarang solidaritas antar kaum muslimin rapuh padahal dalam surah al Baqarah ayat 217 selalu berlaku,” papar nya. [ain/hidayatullah.com]