Hidayatullah.com–Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, menyiapkan tim recovery atau pemulihan untuk menangani mahasiswanya yang menjadi korban Gerakan Negara Islam Indonesia (NII) dan aliran-aliran sesat lainnya.
Pernyataan ini disamoaikan Direktur Kemahasiswaan UGM, Sentot Hariyanto, sebagaimana dikutip dalam rilisnya baru-baru ini.
Dijelaskan, recovery perlu dilakukan terhadap para korban cuci otak untuk memutus mata rantai dengan apa yang diajarkan.
Pihak UGM juga akan melakukan pendampingan kepada para korban hingga bisa pulih kembali, dan diharapkan mereka dapat melanjutkan study-nya hingga selesei di UGM.
Tim yang dibentuk juga akan melakukan identifikasi terhadap para korban.
Lebih jauh, Sentot mengatakan, sebagai langkah antisipasi, pihak UGM juga akan membuat buku saku yang menjelaskan tentang adanya faham-faham seperti NII yang banyak beredar di kalangan kampus.
Selain itu, UGM dan orangtua mahasiswa juga akan melakukan dialog agar para orangtua dapat benar-benar memahami gerak gerik ataupun aktivitas anak mereka, sehingga dapat diawasi.
Gerakan Negara Islam Indonesia (NII) disinyalir telah melebarkan jaringannya hingga ke dalam kampus. UGM melakukan koordinasi dengan melibatkan pihak orangtua, bidang akademik, IT, dan para wakil dekan bidang kemahasiswaan.
Haryanto menambahkan selain koordinasi internal UGM, tim juga menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi lain melalui pembantu rektor. Dikatakan Haryanto bahwa sebenarnya beberapa motif yang dilakukan NII sudah dapat terindikasi, seperti mengajarkan ayat Quran secara sepotong-potong, hingga meminta dan meminjam sejumlah uang atau barang berharga.
Selain itu, mahasiswa yang sudah direkrut NII berani meminta uang kepada orangtua dengan alasan untuk kegiatan di kampus.
“Misalnya meminta uang PKL, padahal itu hanya akan diberikan kepada atasannya di NII,” katanya. *