Hidayatullah.com–Musyawarah Nasional Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) memilih Soetrisno Bachir sebagai ketua umum untuk periode 2011-2015. Pemilihan yang dilakukan secara aklamasi ini berlangsung nyaris tanpa interupsi dari peserta munas yang hadir dalam sidang pleno tersebut. Penentuan ketua umum dan wakil ketua umum ditentukan dalam sidang komisi organisasi yang dilakukan sebelum sidang pleno.
Selain Soetrisno Bachir yang terpilih sebagai ketua umum. Peserta munas juga memilih dua wakil ketua umum, yaitu: Muchdi PR dan KH Kholil Ridwan. Serta, menunjuk Dr Tanri Abeng, mantan Ketua Umum Perhimpunan KB PII periode 2008-2011 sebagai Ketua Pertimbangan Organisasi.
Sebelum pemilihan, nama Soetrisno Bachir sering digadang-gadang oleh peserta munas yang hadir dari 29 wilayah se-Indonesia. Hingga akhirnya, tanpa ada lagi pemungutan suara, lelaki asal Pekalongan, Jawa Tengah itu ditunjuk untuk memimpin wadah pergerakan para alumni PII.
Menanggapi penujukan dirinya sebagai ketua umum, dalam sambutannya, dirinya merasakan hal berbeda dibandingkan saat ditunjuk sebagai ketua umum sebuah partai politik.
“Saat ditunjuk sebagai ketua umum partai, saya merasa cukup mempertang-gungjawabkan posisi itu hanya kepada kongres. Tapi berbeda dengan penunjukan saat ini, pertangungjawabannya adalah langsung kepada Allah SWT,” ujarnya di hadapan peserta munas yang berlangsung di Hotel Gran Senyiur, Balikpapan, Kalimantan Timur. Sontak para peserta munas tertawa.
Tidak cukup itu saja, baginya ini adalah cara Allah SWT menunjukan jalan hidupnya pada akhir yang baik (khusnul khatimah).
“Saya tidak bisa bayangkan jika ketika masih dalam politik, bisa-bisa saya mati dalam keadaan suul khatimah (akhirnya yang buruk),” kata Soetrisno yang lagi-lagi diikuti keriuhan tawa peserta munas.
Baginya hal itu serius. Bagaimana tidak, tambah Soetrisno, jika sehari-harinya ketika berpolitik yang dilakukan dan difikirkan adalah bagaimana membuat fitnah, lobi politik, intrik saling menjatuhkan, dan lain sebagainya.
“Untungnya peristiwa tahun 2009 itu menjadi hikmah bagi saya untuk keluar dari pusaran jahiliyah itu,” ulasnya penuh senyum.
“saya harap kali ini bisa masuk dalam pusaran ahlul jannah,” harapnya.*/Ahmad Damanik