Hidayatullah.com–Eksisnya organisasi-organisasi Syiah di Indonesia dinilai menjadi tanda Syiah di Indonesia telah meninggalkan praktek taqiyah, atau berbohong demi menyelamatkan diri di tengah mayoritas Sunni.
Hal itu dinyatakan oleh Katib ‘Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Malik Madani, kepada hidayatullah.com, Kamis, (16/02/2012), kemarin.
Kata Malik, pada zaman Orde Baru belum berani eksis dan menampakkan keyakinan mereka sesungguhnya. Tapi sekarang sudah ada ormas-ormas resmi Syiah, mereka berani mencaci para Sahabat dan istri Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) di tempat umum dengan pengeras suara.
“Bahkan di Bondowoso, mereka sudah adzan versi Syiah dengan tambahan “Hayya ‘ala khairil amal. Bahkan mereka juga mengatakan istri Nabi, A’isyah sebagai sayyidah-nya ahli nereka,” kata Malik yang juga dosen di IAIN Gunung Jati, Yogyakarta ini.
Malik mengatakan, PBNU memandang ajaran Syiah berbeda aqidah dan furu’ dengan ajaran ahlussunnah dan merupakan ancaman bagi umat. Katanya, PBNU telah membuat instruksi dari tinggat pusat hingga ranting untuk membentengi umat, khususnya warga NU dari paham Syiah.*