Hidayatullah.com–Dompet Dhuafa (DD) terus melakukan konsolidasi untuk menembus Arakan guna menyalurkan bantuan bagi umat Muslim Rohingya. DD juga menggalang opini agar pemerintah Myanmar mengizinkan tim Kemanusiaan untuk masuk. Demikian dikatakan Bambang Suherman dari Dompet Dhuafa kepada hidayatullah.com, Rabu, (25/07/2012).
Menurut Bambang, cukup banyak kendala bagi DD untuk masuk ke Myanmar. Setidaknya ada tiga kendala besar di balik kesulitan itu.
Pertama, Myanmar adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang memberlakukan visa. Padahal sebagian besar negara di Asia Tenggara biasanya menerapkan visa on arrival.
“Untuk Myanmar kasusnya agak beda,” terangnya.
Kedua, informasi terkait kasus Rohingya adalah infomasi laten sejak tahun 1982. Tapi sampai hari ini, tidak ada intervensi internasional untuk mengelola kasus ini secara serius. Padahal kalau dihitung jumlah pengungsi di Kutapalong (perbatasan Myanmar Bangladesh) sudah menembus angka 300 ribu orang.
“Ini jumlah yang sangat besar,” tegasnya.
Ketiga, ada kepentingan politik dari pihak yang memegang kekuasaan di Myanmar ketika tampuk kuasa berpindah ke tangan sipil. Sehingga kasus personal yang melatarbelakangi konflik Muslim Arakan dengan Budha dibesar-besarkan menjadi persoalan etnis.
“Lebih dalam lagi menjadi kasus agama,” sambungnya menyampaikan analisa dari tim DD.
Mengenai kabar upaya menembus Arakan melalui jalur laut, DD sendiri belum mendapat arahan untuk mencoba itu. “Untuk kasus Myanmar kami belum mendapat confirm langsung,” ujarnya.
Namun, DD merencanakan Jum’at pekan depan sudah mengirimkan tim ke Myanmar. Namun hal itu sangat bergantung dengan konstelasi yang terjadi dengan Negara yang memiliki sumber daya alam terbesar kedua di Asia Tenggara itu.
DD sendiri menyusun berbagai skenario untuk menembus Myanmar. Dari mulai memainkan opini bersama tim kemanusiaan di Thailand dan Malaysia hingga mencoba masuk lewat Bangladesh.
“Skenario ini masih kita pelajari, mana yang paling mungkin dapat dilakukan,” jelasnya.*