Hidayatullah.com–Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif Mari Elka Pengestu mengatakan kementerian yang dipimpinnya akan menghidupkan kembali industri musik, khususnya untuk lagu anak-anak.
“Musik yang akan kita kembangkan itu adalah menghidupkan kembali lagu anak-anak,” kata Mari, seperti dilansir Antara, Rabu (03/10/2012) dikutip Antara.
Mari mengungkapkan, anak-anak masa kini tidak lagi mengenal lagu anak-anak. Malah, anak-anak justru lebih fasih menyanyikan lagu orang dewasa. Untuk itu, Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif akan mengembangkan lagu anak-anak sehingga anak-anak dapat mengetahui dan menyanyikan lagu yang sesuai dengan umurnya.
“Pameran Pekan Produk Kreatif Indonesia pada November ini akan meluncurkan festival lagu anak-anak. Musik itu industri yang sangat potensial,” tuturnya.
Mari juga akan memberikan wadah bagi industri musik anak-anak untuk mengembangkan musiknya sesuai dengan perkembangan anak-anak masa kini.
Selain mengembangkan kembali musik anak-anak, Mari berencana melakukan bundling musik dalam negeri dengan sejumlah iklan yang sering ditayangkan di televisi.
“Misalnya, kita bundling dengan iklan Kentucky. Kita mendorong inovasi dengan mencari income yang lebih baik lagi,” ungkapnya.
Hal ini dilakukan seiring dengan penutupan jaringan unduh gratis (free download) yang telah dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi. Industri musik yang mencari penghasilan lewat jaringan tersebut pastinya menurun. “Untuk itu, kita akan mengembangkan industri kreatif mereka dalam bidang musik dan memberikan wadahnya,” kata Mari.
Saat ini, kontribusi industri musik terhadap produk domestik bruto sektiar 5%. Diharapkan dengan adanya wadah serta fokus mengembangkan musik, maka kontribusinya dapat ditingkatkan sekitar 8-13%.
Tercemar Dewasa
Sebelum ini, seorang psikolog anak mengingatkan dampak kosakata anak-anak di Indonesia yang ditengarai telah tercemar atau terpolusi lagu-lagu orang dewasa.
Konsultan psikologi anak dan keluarga, Rusdiah Agustina, di Gorontalo, mengatakan, saat ini kian marak serbuan media yang “menyergap” telinga anak-anak Indonesia dengan lagu orang dewasa.
“Parahnya lagi, orangtuanya sendiri seolah tidak menyadari atau justru tidak peduli dengan hal ini,” ucapnya.
Lirik lagu orang dewasa yang mengandung kata-kata vulgar seperti “bajingan”, “selingkuh”, “bercinta”, atau “kurang ajar”, “hamil”, menjadi sedemikian mudah diucapkan anak-anak tanpa mereka tahu artinya. [baca: Kosakata Anak Tercemar Lagu Dewasa]
Para orangtua patut merasa khawatir menyaksikan fenomena ini. Jangan sampai anak-anak kita menjadi korban dan akhirnya berkembang dengan kepribadian yang tidak semestinya. [baca juga; Buah Hati Dalam Kepungan Lagu Ironi!]*