Hidayatullah.com–Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyatakan, investigasi dan penyelidikan terkait pelanggaran HAM yang terekam di dalam video yang terjadi di Poso telah rampung dilakukan pihaknya.
Demikian dikatakan Ketua Tim Pemantau dan Penyelidikan Tindak Pidana Terorisme Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Siane Indriani.
Kata Siane, hasil penyelidikan pihaknya baru akan disampaikan setelah dilakukan sidang paripurna internal Komnas HAM pekan depan.
“Seperti apa belum bisa kami sampaikan. Laporannya akan diserahkan dan dibahas dalam sidang paripurna Komnas HAM pada 13 Mei mendatang,” kata Siane kepada Hidayatullah.com, Sabtu (04/05/2013).
Siane menegaskan, pihaknya telah selesai melakukan penyelidikan dan tim Pemantauan Pemberantasan Terosis yang dibentuk Komnas Ham saat ini sedang menyusun laporan.
Siane mengatakan, tidak bisa secara rinci menjelaskan mengenai konklusi dan rekomendasi apa saja dari hasil investigasi lembaganya, sebelum digelar sidang paripurna Komnas pekan depan itu.
Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia lainnya, Siti Noor Laila, menyatakan, setelah penyelidikan selesai, penyelidikan lanjutan terus dilakukan dengan melakukan rekonstruksi kasus dan melakukan analisa dengan meminta pandangan dari ahli-ahli terkait. Kemudian baru hasilnya di bawa ke sidang.
“Keputusan ditentukan dalam sidang,” kata dia dikutip Tempo.
Siti menyebutkan, terjadi beberapa pelanggaran HAM oleh anggota Detasemen Khusus 88 dan Brimob yang terjadi Januari 2007. Pelanggaran atas hak hidup, hak atas perlindungan dari kekerasan, hak untuk bebas dari penyiksaan, dan hak memperoleh pelayan kesehatan.
Sebelumnya Komnas HAM telah memeriksa dan memastikan keaslian video yang berisi aksi pelanggaran itu. “Itu asli,” kata Siti.
Peristiwa dalam video itu terjadi pada 22 Januari 2007 di Tanah Runtih, Kelurahan Gebang Rejo, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Kepolisian sampai hari ini masih melakukan penyelidikan tentang keaslian video itu.
Sedangkan beberapa waktu lalu Kapolri, Jendral Timur Pradopo menyatakan telah memeriksa anggota Densus 88 serta anggota Brimob yang wajahnya terekam dalam video itu.*