Hidayatullah.com–Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Jimly Asshiddiqie menghimbau umat Islam untuk berpartisipasi pada pemilihan calon legislatif (caleg) dan pemilihan presiden (Pilpres) 2014.
Jimly juga meminta masyarakat menggunakan hak pilihnya dengan kesadaran penuh. Banyaknya survey yang dilakukan oleh berbagai lembaga tentang Pemilu tidak bisa dijadikan barometer begitu saja. Ia berharap umat tidak mengikuti logika pragmatisme pasar.
“Jangan cuma tunduk pada pasar hawa napsu. Sekarang ini kita dibuai fatamorgana tentang tokoh-tokoh,”ulasnya di Tabligh Akbar Politik Islam (TAPI) belum lama ini.
Menurutnya, apapun alasannya, jika umat Islam tidak menggunakan hak-nya, ada pihak lain yang akan terpilih. Padahal, belum tentu mengangkat aspirasi umat Islam.
“Mari kita pastikan, getuk tular, jamaah kita, tetangga kita. Jangan sampai Golput! Ini saat-saat genting yang sangat menentukan dalam sejarah umat,”Jimly menekankan.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menyadari gelombang golput semakin besar dari tahun ke tahun. Tren mosi tidak percaya itu terekam mulai tahun 2004. Jumlah partisipan saat itu turun menjadi 80 persen setelah pada periode sebelumnya, 1999, partisipan mencapai 94 persen.
Saat itu, menurut Jimly, hampir seluruh masyarakat ingin mengetahui hasil reformasi 1998. Selanjutnya, partisipan Pemilu 2009 turun menjadi 70 persen.
Penurunan tren tersebut juga diikuti partisipan Pemilihan Umum Kepala daerah (Pilkada). Salah satunya pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgub Sumut) terakhir. Total jumlah pemilih di provinsi itu hanya 52 persen saja. Sedangkan jumlah pemilih asal Medan hanya sekitar 35 persen.
Dalam paparannya, Jimly juga menyoroti persatuan bangsa.
“Sekarang konflik tidak terasa tapi hubungan sesama umat makin retak. Perbedaan mazhab menjadi persoalan serius. Maka, kita perlu pemimpin yang bisa merangkul bangsa. Intinya jangan asal memilih. Mari memilih dengan kesadaran. Memilih tokoh yang bisa menegakkan keadilan,”tegasnya.*