Hidayatullah.com–Multi persepsi tentang keterlibatan aktif umat Islam dalam kancah politik demokrasi, termasuk riuh gagasan golongan putih (golput), dinilai sebagai salah satu ujian umat Islam kini dan masa mendatang.
Demikian dikatakan intelektual muslim yang juga Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi.
Gus Hamid mengatakan, kita sekarang ini relatif terganggu dengan adanya sikap-sikap yang ekstrim sehingga dia berharap umat Islam dapat lebih dewasa terhadap sikap-sikap yang tidak produktif tersebut.
“Ini memang satu ujian bagi umat Islam ke depan. Saya tidak mengatakan partai politik Islam itu sempurna, baik, dan bisa mewakili kita. Tapi saya juga tidak mengatakan bahwa ini haram dan tidak ada gunanya sama sekali,” kata Gus Hamid kepada Hidayatullah.com, Senin (07/04/2014).
Menurut Gus Hamid, tidaklah elok adanya kalangan yang mengatakan bahwa mereka yang menyalahkan yang tidak memilih (golput) adalah bagian pendukung kalangan sekuler/liberal menempati kekuasaan.
Umat Islam, menurut Gus Hamid, harus dewasa dan bijaksana dalam melihat kasus polemik pada demokrasi dan Pemilu ini. Umat harus tawassuth atau berada di tengah-tengah dengan menghindari segala bentuk pendekatan dengan tatharruf (ekstrim).
“Ada orang-orang yang memperjuangan Islam di sana tapi ada juga orang orang yang memang hanya sekedar mencari kekuasaan. Kita mencari jalan tengah. Yang mencari kekuasaan biarlah mereka, yang mencari kebaikan memperjuangkan umat Islam kita harus dukung,” tandasnya.*