Hidayatullah.com — Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar menyebut sebanyak 2.157 Warga Negara Indonesia (WNI) tercatat berangkat ke negara Suriah demi bergabung dengan kelompok ISIS.
Dalam pernyatannya, Boy mengklaim bahwa Jamaah Ansharut Daulah (JAD) adalah perantara dan kepanjangan ISIS di Indonesia.
“JAD ini terkait jaringan ISIS yang mau buat negara Islam di Suriah. Di mana 2.157 warga negara, termasuk perempuan yang kami sampaikan tadi kebawa ke sana,” kata Boy dalam acara penandatanganan nota kesepahaman antara BNPT dan Kementerian PPPA secara daring, Selasa (19/4).
Jamaah Ansharut Daulah (JAD) ditetapkan oleh pemerintah sebagai kelompok yang terafiliasi jaringan kelompok teror ISIS. Dari total 2.157 orang itu, Boy merinci 333 di antaranya merupakan perempuan dan 315 anak-anak turut dibawa orang tuanya ke Suriah.
Boy mengklaim gelombang pemberangkatan WNI ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS tak terjadi dalam waktu singkat. Ia merinci gelombang awal pemberangkatan itu sudah dimulai sejak 2013.
“Itu berjalan sampai 2017. Jadi mereka secara direkrut oleh agen-agen yang dikoordinasikan oleh JAD,” kata Boy.
Boy juga mengaku menyayangkan masih banyak perempuan dan anak menjadi korban dalam kasus terkait tudingan terorisme. Bahkan, Ia menduga perempuan dan anak-anak warga Indonesia yang berada di Suriah kini masih berada di tempat-tempat pengungsian.
Khusus di Indonesia, Boy merinci sudah ada 14 perempuan yang sudah beraksi ikut serta menjalankan aksi teror. Terakhir, yakni Zakiah Aini yang merupakan pelaku teror penyerangan ke Mabes Polri pada 31 Maret 2021.
“Jadi angka-angka ini menunjukkan bahwa kita perlu melakukan upaya lebih terhadap kaum perempuan dan anak dengan program antiradikalisme,” kata Boy.*