Hidayatullah.com- Ketua Komisi Bidang Hukum Majelis Intelektual dan Ulama Muda (MIUMI) Indonesia, Dr Jeje Zaenuddin memberikan nasehat kepada para keluarga muslim supaya bisa menjaga pemikiran anggotanya (dalam memahami Islam, red) dari paham liberalisme.
“Jangan sampai ide atau pemikiran paham liberalisme itu masuk ke dalam keluarga kita,” kata Jeje usai acara bedah buku bertema “Metode dan Strategi Penerapan Syari’at Islam di Indonesia” di Ruang Utama Masjid Pondok Indah, Jakarta Selatan,belum lama ini.
Menurut Jeje, secara sistematis tanpa mengkhususkan norma-norma atau hukum Islam di dalam kehidupan sehari-hari, ketika seorang individu bisa memahami dan menjalankan syar’iat Islam dengan benar. Maka, lanjutnya, secara otomatis norma atau hukum Islam itu telah terbentuk.
“Misalnya keluarga harus begini dan begitu, ketika pernikahan diterapkan dengan sistem Islam itu otomatis sudah membentuk norma-norma nilai khusus (Islam,red) yang diterapkan di dalam keluarga,” kata Jeje.
“Contohnya ketika akan menikah, apa rukun dan syarat pernikahan, apa hak dan kewajiban suami-istri –tanpa disadari, baik itu orang yang pernah mengaji atau bahkan tidak pernah mengaji sekalipun, mereka sudah menyadari tentang norma-norma atau hukum Islam di masyarakat. Ketika bisa memahami kenapa kewajiban memberi mahar harus dari laki-laki, itu berarti sudah mengandung pesan hukum,” imbuh Jeje.
Lebih lanjut lagi, Jeje mengatakan bahwa lelaki dalam Islam itu “ar-rijalu qawwamuuna ‘alannisaa-i bima faddzalaAllahu ba’dzahum ‘alaa ba’dzin wabimaa anfaquu min amwaalihim”. Di mana, jelasnya, makna dari infaq menunjukkan tanggung jawab itu ada pada kepala keluarga, yakni ada pada suami, kewajiban perlindungan bagi keluarga juga ada pada suami, dan berarti posisi istri itu sebagai ibu rumah tangga.
“Nah, saat ini mereka (orang-orang liberal,red) ingin mendobrak bahwa tidak ada istilah kepala keluarga, maupun ibu rumah tangga,” tegas Jeje.
Jeje mengungkakan bahwa orang-orang liberal memahami filosofis itu, dan akan mereka hancurkan terlebih dahulu. Maka untuk itu, Jeje meminta agar umat Islam (dalam hal ini adalah keluarga,red) bisa mempertahankan filosofis tersebut.
“Sekarang ini, liberalisme sudah masuk di pendidikan, politik bahkan negara. Jangan sampai masuk ke keluarga. Ini yang harus kita pertahankan. Ini pesan saya untuk keluarga muslim,” pungkas Jeje.*