Hidayatullah.com — Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri, Irjen (Pol) Anton Charliyan menyatakan pihaknya telah mengantongi nama-nama pelaku pembakaran masjid di Kabupaten Tolikara, Papua, saat dilaksanakannya sholat Idul Fitri, Jumat (17/7).
“Yang namanya pelaku kriminal pasti harus mempertanggungjawabkan tindakannya. Saat ini kami sudah mengantongi nama-nama pelaku,” jelasnya dikutip laman Jurnalparlemen, Sabtu (18/7/2015).
Anton berharap masyarakat untuk memahami tindakan yang akan diambil pihak Kepolisian terhadap para pelaku, dan meminta masyarakat memahami bahwa Indonesia adalah negara hukum.
“Kita ini bukan negara agama. Masing-masing harus saling menghargai. Semuanya harus berjalan secara harmoni. Dengan adanya Pancasila, semua bebas menjalankan ibadahnya. Yang besar menghargai yang kecil, begitu juga yang kecil menghargai yang besar,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Anton meminta masyarakat tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang memang tidak senang jika masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama dan budaya hidup rukun.
“Persoalan ini tidak usah dibesarkan, karena sudah diselesaikan Kapolda, Pangdam dan Bupati. Kita juga jangan terprovokasi karena memang itulah yang diinginkan oleh kelompok separatis di Papua. Ini hanya kesalahpahaman dan situasi sudah aman terkendali,” tandasnya.
Sebelumnya pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Hidayatullah mendesak aparat keamanan untuk secepat mungkin menangkap para pelakunya dan memproses mereka secara hukum.
Ormas islam Hidayatullah juga menyatakan mengutuk keras kelompok penyerang yang telah mencederai prinsip kebebasan untuk menjalankan ibadah serta memporakporandakan hukum dan prinsip toleransi beragama di negeri ini.
“Mereka melakukan kekejian justru ketika umat Islam sedang menjalankan shalat Idul Fitri dan akan merayakan hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa,” kata Kepala Biro Humas PP Hidayatullah Mahladi.
Serta pihaknya juga meminta masyarakat mewaspadai adanya provokasi yang bisa menambah keruh suasana sehingga semakin jauh dari penyelesaian yang kita inginkan.
Ia juga mendesak tokoh-tokoh Kristen agar serius mendidik umatnya untuk menghargai hukum dan toleransi di negara ini.
“Insiden di Papua ini adalah bukti nyata bahwa ketika kaum Muslim berada dalam kondisi minoritas, mereka kerap terzalimi, bahkan terancam jiwanya,” pungkasnya.