Sambungan artikel KEDUA
Kontributor Lainnya
SERAPION, seorang pemeluk Kristen di Suriah, menuliskan risalah detil mengenai farmakologi pada abad ke-9, dimana beliau mendeskripsikan beberapa penyakit dan ramuan obat untuk menyembuhkannya.
Al-Dinawari mengikuti jejaknya dan menulis buku berjudul ‘Kitab Tumbuhan’, dan bukunya, diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin, dan mempengaruhi sejarah kedokteran Barat.
Banyak contoh pengobatan yang tidak diketahui di wilayah Arab pada akhirnya muncul di buku kedokteran yang terbit di sana. Salah satu penyebabnya adalah seorang dokter Persia di abad ke-6, Burzoe, yang berpergian ke India dan kembali dengan membawa banyak ramuan obat, sebagai tambahan informasi dari para dokter dan tabib dari India yang dipekerjakan oleh Khalifah. Banyak tulisan dalam Bahasa Sansekerta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab, dan menunjukkan bahwa kedokteran India mempengaruhi kedokteran Arab.
Al-Tabari (810 – 855) menulis sebuah buku berjudul “Surga Kebijaksanaan” yang terbit pada 850 dan berdasar, sebagian besar, pada tulisan-tulisan Galenus dan Hippokrates, namun juga memuat sebuah index dengan terjemahan referensi dari India. Seperti banyak dokter pada jamannya, bukunya seperti sebuah ensiklopedia yang memberikan lebih banyak dan lebih detil penjelasan tentang pengetahuan medis pada masa itu. Sayangnya, diyakini bahwa banyak hasil kerjanya hilang dan hanya ada dalam kutipan-kutipan di terbitan selanjutnya.
Hasil kerja Al-Tabari terdiri atas Sembilan topik, yang masing-masing dibagi dalam banyak bab. Termasuk di dalamnya adalah:
- Pathologi umum, gejala-gejala penyakit internal dan prinsip umum terapi.
- Penyakit dan kondisi-kondisi yang mempengaruhi kepala
- Penyakit mata, hidung, wajah, dan mulut
- Penyakit syaraf
- Penyakit dada dan tenggorokan
- Penyakit yang menyerang perut
- Penyakit yang menyerang liver
- Penyakit jantung dan paru-paru
- Penyakit yang menyerang pencernaan, saluran kencing, dan kelamin.
Al-Hakim (wafat pada 840) menulis sebuah buku, yang diketahui sebagai buku pertama dalam dunia Islam yang membahas ilmu medis dan banyak referensinya berasal dari Yunani, termasuk informasi mengenai fisiologi, operasi dan perawatan umum, dan lain sebagainya.
Yuhanna Ibn Masawyh (777 – 857) dikenal sebagai salah satu translator hebat yang menerjemahkan tulisan dari Bahasa Yunani ke Bahasa Arab, namun juga bertindak sebagai dokter bagi Khalifah dan bekerja di rumah sakit. Beliau dipecaya telah menulis buku berjudul ‘Kelainan Pada Mata’ dan ‘Pengetahuan Mengenai Pemeriksaan oleh Ahli Mata’, serta Kitab al Mushajjar al-Kabir, sebuah tulisan pendek mencakup deskripsi, diagnose, gejala, dan perawatan beragam penyakit.
Hunayan ibn Nishaq (808 – 873), dikenal sebagai Johannitus di Barat, adalah seroang titan dalam kedokteran Islam dan seorang penulis teks medis yang terpandang. Tulisan-tulisannya meliputi banyak bidang, selain itu beliau juga menerjemahkan banyak buku. Salah satu tulisannya adalah ‘Buku Dasar-Dasar Kedokteran’, yang sangat dipengaruhi oleh Galenus namun juga melingkupi banyak tambahan yang unik. Hasil karyanya mungkin adalah teks medis Islam pertama yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin.
Kedokteran Islam dan Posisinya dalam Sejarah Medis
Jika Masa Kejayaan Islam adalah masa kemajuan intelektual dan ilmu pengetahuan, serta sosial dan filosofi, maka kontribusi terbesar Islam kepada dunia yang dibuat pada masa itu adalah kedokteran. Para ilmuwan Islam mengumpulkan berbagai macam informasi dalam jumlah yang luar biasa, serta menambahkan hasil pengamatan sendiri, mengembangkan tekhnik dan prosedur yang kelak akan menjadi basis dari kedokteran modern. Dalam sejarah medis dunia, kedokteran Islam menonjol sebagai sebuah periode kemajuan paling luar biasa sebelum tekhnologi modern abad ke-20.*/Tika Af’idah, dari berbagai sumber