Hidayatullah.com – Iran telah melancarkan serangan militer berskala besar yang menarget aset Amerika Serikat di Timur Tengah, menyasar pangkalan-pangkalan militer AS di Qatar, Irak, Bahrain, dan Kuwait.
Televisi pemerintah Iran melaporkan dimulainya “Operasi Bashair al-Fath,” operasi gabungan oleh Angkatan Darat dan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC). Menurut Axios, setidaknya enam rudal diluncurkan ke Pangkalan Udara Al-Udeid AS di Qatar.
Sementara Qatar, melalui Kementerian Pertahanan-nya, mengumumkan berhasil menggagalkan serangan rudal tersebut. Qatar sebelumnya mengumumkan sementara menutup wilayah udaranya untuk memastikan keselamatan penduduk dan pengunjung.
“Kementerian Pertahanan mengumumkan bahwa sistem pertahanan udara Qatar berhasil mencegat serangan rudal yang menargetkan Pangkalan Udara Al Udeid,” kata Kemenhan Qatar yang ditayangkan Qatar News Agency pada Selasa (24/06/2026).
“Alhamdulillah, kewaspadaan angkatan bersenjata, dan tindakan pencegahan yang diambil, insiden tersebut tidak mengakibatkan kematian atau cedera,” imbuh pernyataan tersebut.
Ledakan juga dilaporkan terjadi di pangkalan-pangkalan militer AS di Irak. Sementara sirene terus berbunyi di instalasi militer AS di seluruh Bahrain, Kuwait, Qatar, dan Irak.
Seorang sumber mengatakan kepada Quds News Network bahwa roket menghantam pangkalan Al-Udeid di Qatar, yang memicu penguncian total. Media Iran menggambarkan serangan itu sebagai “awal dari respons yang kuat” terhadap agresi Amerika.
Sebelum melancarkan serangan, Iran dilaporkan telah memberi peringatan dini kepada Qatar untuk mengurangi risiko jatuhnya korban, menurut laporan New York Times (NYT).
Mengutip tiga pejabat tinggi Iran, NYT menyebut serangan itu dimaksudkan sebagai reaksi simbolis terhadap serangan AS di Iran.
Para pejabat membandingkan pendekatan tersebut dengan pembalasan Iran tahun 2020 atas pembunuhan mendiang Komandan IRGC Qassem Soleimani, ketika Iran memberi tahu Irak sebelum meluncurkan rudal balistik ke pangkalan AS.
CNBC melaporkan bahwa Presiden Donald Trump telah diberitahu dan mengawasi eskalasi ini, ditemani oleh Menteri Pertahanan dan pejabat tinggi militer AS.
Saksi mata di wilayah tersebut mengonfirmasi bahwa tentara Amerika telah berlindung di bunker-bunker di pangkalan AS di Irak, Bahrain, dan Kuwait. Belum ada laporan mengenai adanya korban dari serangan rudal Iran tersebut.
Rentetan serangan rudal ini dilakukan Teheran sebagai tanggapan atas serangan militer AS terhadap sejumlah fasilitas nuklir Iran. Keterlibatan AS dalam konflik ini dilaporkan untuk memenuhi permintaan ‘Israel’ yang berdalih ingin menggulingkan pemerintah Iran.*