Hidayatullah.com– Cendekiawan Muda Muslim Indonesia DR. Adian Husaini menyebutkan bahwa ada dua contoh pembentukan negara yang sangat sukses dan monumental.
“Pertama, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Salam, hanya dalam 13 tahun beliau berhasil membangun sebuah negara Islam yang sangat hebat. Itu tentu tidak bisa ditandingi siapapun,” kata Adian saat menjadi pembicara pada acara dialog politik dan peluncuran buku “Jalan Tengah Demokrasi Antara Fundamentalisme dan Sekulerisme” di Grand Alia Hotel, Jalan Cikini Raya, Jakarta, Selasa (18/08/2015).
Adian mengungkapkan bahwa ketika zaman Rasulullah dulu, sistem yang digunakan sangat sederhana yaitu sistem kabilah. Jadi, lanjutnya, apabila kabilahnya memeluk agama Islam maka, secara otomatis rakyatnya pun akan mengikuti kabilahnya.
“Seperti di Papua, itu kan enak. Ustadz Fadhlan itu, kalau ada kepala suku masuk Islam bisa ribuan warganya itu ikut masuk Islam,” ujar Adian.
Kedua, lanjut Adian, pembentukan negara yang monumental yaitu gerakan Zionis yang dimulai pada 1897-an. Dan, Theodor Herzl sudah menggariskan bahwa dalam waktu 50 tahun akan berdiri negara Zionis.
“Kita lihat bagaimana kemudian orang Zinois menggunakan cara realistik (dengan menjajah). Saya juga sudah sering ingatkan umat Islam waspada, Israel mendirikan negara bukan dalam kondisi mayoritas,” ujar Adian.
Adian menegaskan bahwa Israel tidak sampai 10 persen jumlahnya, tetapi mereka mampu mengusasi, tanah, ekonomi, media, atau militer. Seperti yang terjadi di Palestina yang jumlah warganya banyak namun justru mampu diusir oleh Israel hingga sekitar 4 ribuan orang keluar dari Palestina.
“Itu dilakukan Israel bukan karena mereka banyak orang tetapi oleh sedikit orang. Nah, kalau sekarang umat Islam kurang waspada dan berhati-hati, hal yang seperti itu bukan tidak mungkin bisa saja terjadi di Indonesia. Jangan karena merasa mayoritas terus merasa aman,” tandas Adian.*