Sambungan dari tulisan pertama
Hidayatullah.com- Ya Rahman!
Lihatlah kehidupan hukum kami. Betapa hukum kami seperti mata pisau yang hanya tajam ke bawah, tapi tumpul ke atas. Sehingga mengusik rasa keadilan bagi bangsa ini, Ya Rabbal Alamin!
Wahai Allah! Memang semua penjara over capacity, tapi kami tidak melihat ada upaya untuk mengurangi kejahatan karena kejahatan seperti diorganisir, Wahai Allah!
Kami tahu pesan dari Sahabat Nabi-Mu, bahwa kejahatan-kejahatan ini bisa hebat bukan karena penjahat yang hebat. Tapi karena orang-orang baik belum bersatu, Wahai Allah, atau belum mendapat kesempatan di negeri ini untuk membuat kebijakan-kebijakan baik yang bisa menekan kejahatan-kejahatan itu.
Ya Rabbal Alamin!
Lihatlah kehidupan ekonomi kami. Bung Karno sangat khawatir bangsa kami akan menjadi kuli di negeri kami sendiri. Tapi hari ini, sepertinya kami kehilangan kekuatan untuk menyetop itu bisa terjadi.
Lihatlah, Allah, bumi kami yang kaya dikelola oleh bangsa lain dan kulinya adalah bangsa kami!
Ya Rabbal Alamin!
Kehidupan sosial budaya, sepertinya kami kehilangan jati diri bangsa ini, yang ramah, yang santun, yang saling percaya.
Ya Rabbal Alamin!
Kami juga belum tahu bagaimana kekuatan pertahanan dan keamanan bangsa ini, kalau suatu ketika ada bangsa lain akan menyerang bangsa kami.
Ya Rahman, Ya Rahim!
Tapi kami masih percaya kepada-Mu, bahwa ketika kami masih mau menadahkan tangan kepada-Mu, itu berarti kami masih mengakui Engkau adalah Tuhan kami, Engkau adalah Allah Yang Maha Kuasa.
Jauhkan kami, Ya Allah, dari pemimpin yang khianat; yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong; yang kekuasaannya bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini, tapi seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat.
Dimana-mana rakyat digusur tanpa tahu ke mana mereka harus pergi. Dimana-mana rakyat kehilangan pekerjaan.
Allah! Di negeri yang kaya ini, rakyat ini outsourcing, Wahai Allah! Tidak ada jaminan kehidupan mereka. Aparat seakan begitu antusias untuk menakuti rakyat. Hari ini di Kota Medan di Sumatera Utara, 5.000 KK rakyat Indonesia sengsara dengan perlakuan aparat negara, Ya Rabbal Alamin!
Allah, lindungilah rakyat ini! Mereka banyak tidak tahu apa-apa. Mereka percayakan kendali negara dan pemerintahan kepada pemerintah.
Allah, kalau ada mereka yang ingin bertaubat, terimalah taubat mereka, Ya Allah! Tapi kalau mereka tidak bertaubat dengan kesalahan yang dia perbuat, gantikan dia dengan pemimpin yang lebih baik di negeri ini, Ya Rabbal Alamin! (Para hadirin kompak mengaminkan. Red)
Allahummaj’al jam’ana, Ya Allah, hadza jam’an marhuman. Wa tafarruqana min ba’dihi tafarruqan ma’shuman. Rabbana atina fiddunya hasanah, wafil akhirati hasanah waqina adzabannar.
(Ya Allah! Jadikanlah pertemuan kami ini pertemuan yang Engkau rahmati. Dan jadikan perpisahan kami setelahnya terhindar dari kesalahan dan dosa. Ya Allah! Berikanlah kepada kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari siksa neraka. Red)
Washallallah salamun ‘alaik, walhamdulillahi rabbil ‘alamin.
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.* [Baca juga: Presiden Jokowi: Indonesia Mendorong Kemerdekaan Palestina]