Hidayatullah.com–Israel membatalkan sumbangan dana jutaan dolar kepada beberapa badan yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai manifestasi terhadap tindakan Dewan Keamanan badan itu yang menyetujui resolusi tentang pembangunan permukiman Israel.
“Saya sudah perintahkan Departemen Luar Negeri menghentikan pembiayaan sekitar 30 juta shekel (US $ 7,8 juta) yang melibatkan lima lembaga di PBB, lima badan terutama yang memusuhi Israel, dan akan menghentikan beberapa pembiayaan lain,” kata Netanyahu dalam pidatonya kepada rakyat Israel dengan kesal.
Aksi Israel ini dilancarkan sebagai tindakan balasan setelah Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang mendesak penghentian pemukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Dalam pidato televisi, Sabtu (24/12/2016), Netanyahu mengatakan bahwa pemerintahnya sekarang menahan hampir 8 juta dollar AS dana bagi lembaga-lembaga PBB yang tidak disebut namanya. Ia mengatakan, masih ada lagi yang akan dilakukan tanpa menjelaskan lebih jauh.
Sebelumnya, Netanyahu juga berang dengan tindakan Presiden AS Barack Obama yang mengambil keputusan netral tanpa memveto resolusi Dewan Keamanan PBB tersebut.
100 Warga Kehilangan Rumah dalam Penghancuran Terbesar Israel
Resolusi itu menuntut agar Israel “dengan segera dan sepenuhnya menghentikan semua kegiatan permukiman di wilayah Palestina, termasuk di Yerusalem Timur.”
Delapan belas anggota PBB –termasuk empat anggota tetap yaitu China, Prancis, Rusia dan Inggris – memilih mendukung resolusi itu, sementara Amerika Serikat (AS) tidak memilih dan Israel suara menentangnya.
Netanyahu menyebut abstain-nya Amerika dan resolusi itu sendiri sebagai langkah memalukan dan mengatakan pemerintahannya tidak akan memperdulikan isi resolusi itu. Ia juga memanggil pulang duta besar Israel di Selandia Baru dan Senegal, dua dari empat sponsor resolusi itu, dan menghentikan program bantuan Israel bagi Negara Afrika Barat tersebut.
Meski demikian, Netanyahu mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan “sahabat-sahabat” Isarel di Amerika Serikat, seperti anggota Partai Republik dan Demokrat yang memahami hal tersebut.
Ia mengatakan sangat menunggu sahabat-sahabat tersebut dan pemerintahan baru di bawah Donald Trump yang akan dilantik tanggal 20 Januari 2017.*