Hidayatullah.com– Akhir pekan kemarin, tanggal 10-11 Juni, Pimpinan Pemuda Muhammadiyah menggelar Konvensi Antikorupsi Jilid 2 di Jakarta, yang ditutup secara resmi pada Ahad (11/06/2017).
Salah satu rekomendasi dan komitmen yang dinilai penting dalam Konvensi Antikorupsi Jilid 2 ini, adalah mengulangi kembali komitmen Gerakan Berjamaah Lawan Korupsi yang diinisiasi Pemuda Muhammadiyah.
Bahwa, kata Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, Gerakan Antikorupsi harus menjadi gerakan kebudayaan.
Serta, kata dia, menjadi gerakan massal bukan gerakan sporadis berbasis donor.
“Oleh sebab itu, Pemuda Muhammadiyah berkomitmen menjadikan Gerakan Antikorupsi sebagai gaya hidup bagi anak-anak muda saat ini khususnya di kalangan Pemuda Muhammadiyah,” ujar Dahnil dalam pernyataan tertulisnya diterima hidayatullah.com semalam.
“Hanya kebudayaan baru yang bisa melawan praktik korupsi yang masif,” imbuhnya.
Tentu, jelasnya, melalui gerakan pendidikan yang dilakukan secara masif serta mendorong perubahan pola bersikap dan bertindak.
“Setidaknya anak muda berani menjadikan antikorupsi sebagai sikap hidup atau gaya hidup. Kebiasaan antri, bersih, tepat waktu, tidak menyontek (plagiat), dan lainnya merupakan nilai-nilai dasar antikorupsi itu sendiri,” terangnya.
Konvensi Antikorupsi digelar setiap tahunnya, sebagai pertemuan tahunan 25 Madrasah Antikorupsi yang dibentuk Pemuda Muhammadiyah di 24 Kota/Kab se-Indonesia.
Selain dihadiri 24 Kepala Madrasah Antikorupsi Pemuda Muhammadiyah, juga dihadiri 33 Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Dari 33 Provinsi.*