Hidayatullah.com– Majelis Sinergi Kalam Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia Jawa Timur (Masika ICMI Jatim) menyampaikan mosi tidak percaya terhadap Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie.
Mosi tidak percaya ini sebagai tindak lanjut suasana yang terjadi dan dinamika berita seputar Silaturahim Kerja Nasional (Silaknas) ICMI terkait pernyataan Ketua Umum ICMI Jimly pada pembukaan acara itu.
Dalam pembukaan Silaknas ICMI di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (08/12/2017), Jimly mengklaim dukungan ICMI kepada Joko Widodo selama 10 tahun.
Menanggapi pernyatan Jimly itu, pengurus Masika ICMI Jatim menyatakan sikap, antara lain, pertama, mosi tidak percaya pada kepemimpinan Jimly Asshiddiqie sebagai ketua umum ICMI, bila Jimly masih mempertahankan opini pribadinya sebagai opini organisasi.
“Mengingat ICMI sejatinya adalah organisasi yang harus dijaga independensinya,” ujar Ketua Masika ICMI Jatim Abdul Rahman Hidayat dalam salinan surat itu kepada hidayatullah.com, semalam, Ahad (10/12/2017).
Baca: ICMI Desak Pemerintah Berperan Aktif Atasi Krisis Dunia Islam Saat ini
Mosi itu disampaikan dalam surat yang ditandatangani di Surabaya, 9 Desember 2017 oleh Rahman dan Sekretaris Arfan Fathoni, serta dialamatkan kepada Pengurus Pusat Masika ICMI di Jakarta.
Masika ICMI Jatim juga menyatakan, ICMI sebagai organisasi yang berciri kecendekiawanan bukan tempat yang tepat untuk dukung mendukung salah satu kandidat capres.
“Karena justru sebaliknya, ICMI adalah tempat yang tepat untuk siapapun presiden RI yang terpilih nantinya meminta sumbang pikiran dan tenaganya ikut mengisi dan mensukseskan agenda pembangunan yang berkelanjutan,” imbuhnya.
Dengan pernyataan pribadi Jimly tersebut, lanjutnya, dikhawatirkan calon presiden RI mendatang bisa saja antipati menerima pikiran-pikiran ICMI, karena belum tentu Jokowi terpilih kembali, mengingat politik adalah dinamis bukan matematis.
Diketahui, Jokowi diadang-adang menjadi salah satu calon presiden peserta Pilpres 2019.
Masika ICMI Pusat dan ICMI Jatim pun didesak untuk bersikap menyatakan mosi tidak percaya atas kepemimpinan Jimly apabila Ketum ICMI itu tidak segera mengklarifikasi pernyataannya sebagai pernyataan pribadi bukan keputusan organisasi.
Baca: Dalam Sistem Presidensial, DPR Tak Bisa Lakukan Impeachment terhadap Jokowi
Masika ICMI Jatim pun bersikap memulihkan fungsi dan tugas ICMI yang fatsunnya sebagai organ intelektual, bukan organ kepartaian.
Karena secara substansi masih ada permasalahan umat yang belum terurus seperti persoalan hukum, ekonomi, dan lain-lain, terkait krisis keadilan dan ketimpangan sosial.
Bahkan persoalan Islam yang selalu diidentikkan dengan gerakan radikalisme/terorisme saja juga belum usai. “Artinya masih banyak yang harus dipikirkan oleh Ketum ICMI ketimbang memikirkan Pilpres 2019,” imbuhnya.
Sementara itu, saat dimintai konfirmasinya, Jimly belum bisa dihubungi melalui nomor kontak. Senin (11/12/2017) ini sekitar pukul 09.58 WIB, wartawan hidayatullah.com menyambangi langsung kantor ICMI di Jakarta, namun Jimly dilaporkan tidak ada. Sebelumnya diwarta media, Jimly mengklaim pernyataannya soal Jokowi itu bukan atas nama pribadi.*
Baca: Tak Hadiri Sertijab Gubernur, Jimly Sebut Djarot Kekanak-kanakan