Hidayatullah.com–Ketua Dewan Pembina Moderat Moslem Society (MMS) Zuhairi Misrawi yang juga tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) Zuhairi Misrawi menuduh Arab Saudi tak mengecam kebijakan Trump yang mengakui Yerussalem karena dinilai ada musuh yang sama dengan Israel.
“Ada beberapa hal, hingga saat ini Arab Saudi tidak mengecam sikap Trump, yaitu pada Tahun 30-an, Raja Abdul Aziz mengirimkan surat kepada Inggris, bahwa ia tidak akan menghambat keputusan Inggris dalam memberikan kedaulatan kepada Israel di tanah palestina,” ujar Zuhairi saat menyampaikan materinya pada diskusi yang diadakan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Rabu (20/12/2017).
Zuhairi menyebut, di tahun 90-an, Syeikh Abdullah bin Baz mengeluarkan fatwa tentang kebolehan berdamai dengan Israel.
Baca: Tanggapi Pernyataan Trump, Kedubes Saudi: Merupakan Kemunduran Besar
Menurut Zuhairi, kenapa Arab Saudi tak bergeming dikarenakan Arab Saudi, Amerika Serikat dan Israel mempunyai musuh yang sama.
“Hingga saat ini Arab Saudi, Amerika Serikat dan Israel memiliki musuh yang sama yaitu Iran,” ujarnya.
Ia mengutip Shimon Shapira, Jenderal Purnawirawan Israel yang katanya pernah mengatakan Israel memiliki masalah dan tantangan yang sama dan beberapa jawaban yang sama dengan Saudi, jelas Zuhairi.
Agak berbeda dengan pernyataan Zuhairi, sebelumnya, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud mengutuk keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang secara sepihak mengakui Yerusalem (Baitul Maqdis) sebagai Ibu Kota Israel. Menurut Raja Salman, rakyat Palestina memiliki hak mendirikan negara merdeka dengan Ibu Kota di Yerusalem Timur.
Baca: Raja Salman Mengutuk Keputusan Trump soal Baitul Maqdis
Pernyataan Raja Salman ini disampaikan dalam pidato di hadapan Dewan Syura Kerajaan Saudi di Riyadh hari Rabu yang disiarkan stasiun televisi pemerintah.
“Saya mengulangi penghukuman Kerajaan dan penyesalan yang kuat atas keputusan AS mengenai Yerusalem (Baitul Maqdis), karena menghapus hak-hak bersejarah rakyat Palestina di Yerusalem,” lanjut Raja Salman, yang dikutip Aljazeera, Kamis (14/12/2017).
Sikap resmi Raja Salman ini muncul di saat negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menggelar KTT Luar Biasa di Istanbul, Turki.*