Hidayatullah.com– Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Irfan Ahmad Fauzi, mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang mencapai 14.001 atau naik 0,41 persen pada Senin (07/05/2018) merupakan hal yang sangat mengkhawatirkan.
Apalagi, terangnya, saat ini belum jelas strategi apa yang akan dilakukan oleh pemerintah untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Karenanya, lanjut Irfan, KAMMI melihat pemerintah tidak serius dan cenderung main-main dengan masalah tersebut.
Baca: Kurs Rupiah Terus Melemah, DPR Minta BI Ambil Langkah Kongkret
“Kami minta pemerintah jangan main-main dengan pelemahan nilai tukar rupiah ini, apalagi Pak Darmin (Menko Perekonomian) bilang baru akan dibahas di Rapat Dewan Gubernur 16 Mei nanti, ini, kan, aneh. Rupiah udah naik sekarang masa dibahas nanti,” ujarnya dalam keterangan yang diterima hidayatullah.com, Selasa (08/05/2018).
Irfan menilai, kenaikan nilai tukar dolar ini akan sangat berdampak pada semua aspek, terutama masalah impor. Karena impor Indonesia sangat besar dan juga menyangkut komoditas bahan-bahan pokok.
“Kita saat ini masih banyak impor komoditas bahan-bahan pokok seperti beras, jadi kalau harga dolar naik tentu harga impor kita juga akan naik,” ungkapnya.
KAMMI, jelas Irfan, juga mengkritisi pernyataan pemerintah melalui Menko Darmin Nasution yang mengatakan bahwa masyarakat jangan panik dan khawatir dengan pelemahan rupiah tersebut.
“Kita disuruh enggak panik sama pemerintah tapi faktanya sekarang begini, (1) dolar (Rp) 14 ribu. Makanya sejak awal kami mau berdialog dengan Bu Sri mulyani, atau mempertemukan dia dengan Pak Rizal Ramli dalam satu forum, kita lihat siapa yang benar,” tandasnya.*
Baca: Didin Hafidhuddin Nilai Jatuhnya Nilai Tukar Rupiah, Karena Negara Salahi Konsep Perekonomian Islam