Hidayatullah.com– Seperti warga desa lain, kegiatan penduduk Desa Nagari Andaleh, Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, tidak jauh dari berkebun, bertani, dan berternak. Mereka melakoninya setiap hari.
Warga Desa Nagari Andaleh diberdayakan dengan menjadikan mereka seorang peternak profesional. Para calon peternak ini diberi modal kambing berkualitas baik beserta kandangnya. Mereka didampingi dengan cara diberi pelatihan dan pendampingan untuk menjadi peternak yang berkualitas.
Menggembala di ladang bagi warga Desa Nagari Andaleh merupakan rutinitas harian. Sejak pagi hingga sore hari mereka menggembala di ladang. mencari rumput, menjaga ternak-ternaknya.
Jon Masri, salah satu peternak binaan BAZNAS menuturkan, beternak sudah akrab dengan kehidupannya sejak kecil. Masri menuturkan, satu hal yang menjadi masalah saat menggembala kambing seharian adalah tidak ada tempat untuk menunaikan shalat.
“Di tengah menggembala ternak, selama ini kami melakukan shalat zhuhur dan ashar cuma beralaskan daun” katanya.
Beberapa tahun lalu, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) memilih desa ini sebagai lokasi program Zakat Community Development (ZCD). Program ini berusaha meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan berbagai potensi yang dimilikinya.
BAZNAS bersama para peternak binaan bergotong royong membangun sebuah surau di ladang yang biasa ditempati para peternak untuk menggembala hewan-hewannya.
Surau tersebut dinamakan Surau Gantiang.
Sebanyak 10 peternak dan relawan bahu membahu mendirikan surau berbentuk panggung itu.
Kepala Divisi Pendayagunaan BAZNAS, Randi Swandaru mengatakan, pembangunan surau ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan beribadah warga Nagari Andaleh yang banyak berprofesi sebagai peternak.
“Agar saat waktu shalat tiba, para peternak bisa beribadah dengan nyaman dan terjaga kesuciannya,” kata Randi dalam rilis badan negara itu diterima hidayatullah.com, pekan kemarin (13/10/2018).
Jon Masri bersama teman-temannya kini tak lagi harus menunaikan ibadah shalat di sela-sela merawat hewan ternaknya hanya dengan beralaskan daun.
Selain digunakan untuk ibadah, surau ini juga dapat dipakai para peternak untuk berkumpul, istirahat, dan berteduh dari teriknya matahari dan hujan yang turun.
“Kami bersyukur sekarang punya surau di ladang. InsyaAllah bermanfaat, dapat digunakan oleh peternak dan warga sekitar,” kata Masri.*