Hidayatullah.com– Agenda Tanwir Muhammadiyah dibuka hari ini oleh Presiden Joko Widodo di Bengkulu, Jumat (15/02/2019). Tanwir digelar dari Jumat sampai Ahad (17/02/2019).
Pra Tanwir Muhammadiyah, diselengarakan sejumlah kegiatan, di antaranya Forum Dialog dan Literasi Media Sosial bersama Menteri Komunikasi dan Informasi, Rudiantara, dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr Haedar Nashir.
Haedar Nashir memandang, media sosial yang sangat bebas memungkinkan setiap orang bisa memproduksi informasi apa saja, kapan saja. Kalau pada media arus utama kontrol dilakukan oleh redaksi dan seperangkat undang-undang yang mengaturnya, media sosial hampir tidak ada.
Setiap orang bisa membuat konten apa pun yang diinginkan. Di media sosial fakta dikalahkan opini, yang salah bisa jadi seolah benar, sehingga tidak jarang membuat para pembuat kebijakan maupun politisi menjadikan media sosial sebagai alat agitasi dan propaganda.
Lebih lanjut Haedar Nashir menyampaikan perlunya menggelorakan literasi pencerahan sebagai pengamalan ayat pertama yang diturunkan Allah Subhanahu Wata’ala, yaitu Iqra’.
“Maka di forum tanwir ini kita juga akan menggunakan diksi “Literasi Pencerahan”. Diksi ini harus digelorakan, sebab cerah itu bagus dan Islam itu mencerahkan. Ayat pertama yang diturunkan Allah itu sangat mencerahkan,” tegasnya dalam acara pada Kamis (14/02/2019) yang juga dihadiri jajaran PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad, Yunahar Ilyas, Taufiqurahman, dan Dahlan Rais.
Pada kesempatan tersebut juga diluncurkan buku Fikih Informasi yang dirumuskan Majelis Tarjih dan Tajdid bersama Majelis Pustaka dan Informasi, yang diterbitkan Majalah Suara Muhammadiyah.
Oleh karena itu, menurut Haedar, Muhammadiyah harus bekerja sama dengan pemerintah melakukan gerakan literasi yang berkeadaban, menyehatkan, melawan informasi yang membodohkan.
“Kita lawan hasrat-hasrat alamiah dan primitif seperti kebencian, amarah. Naluri-naluri seperti ini ketika menemukan ruang maka seperti benih yang menyebar. Keburukan-keburukan itu lama kemalaan akan seolah menjadi benar,” ujarnya mengingatkan sebagaimana disampaikan kepada hidayatullah.com dalam rilis Muhammadiyah, Jumat.
Menteri Komunikasi dan Informasi, Rudiantara menyambut gembira dirumuskannya Fikih Informasi.
Ia berharap buku Fikih Informasi tidak hanya untuk kalangan warga Muhammadiyah, harus disosialisakan kepada masyarakat luas. Muhammadiyah harus menjadi lokomatif menarik gerbong masyarakat untuk melek informasi yang sehat.
“Buku Fikih Informasi Muhammadiyah sangat membantu saya untuk bicara kemana-mana. Saya berharap Muhammadiyah dapat menarik gerbong masyarakat untuk lebih melek informasi yang sehat. Saya sangat berterima kasih” sambutnya.*