Hidayatullah.com– Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) mendorong Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) untuk mengoptimalkan pengumpulan zakat melalui peningkatan kepercayaan publik.
Peningkatan kepercayaan publik ini menjadi faktor penting untuk meningkatkan pengelolaan zakat di Indonesia.
“Yang sangat penting untuk meningkatkan pengelolaan zakat ialah bahwa bagaimana kalau saya bayar zakat akan diberikan kepada delapan asnaf zakat, seperti fakir miskin,” katanya saat memberikan sambutan pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) zakat di Surakarta, Jawa Tengah, kemarin malam, Senin, sebagaimana rilis BAZNAS, Selasa (05/03/2019).
Dalam sambutannya, Wapres JK juga menyampaikan mengenai saldo akhir tahun pengelolaan zakat nasional yang seharusnya disalurkan kepada mustahik. Namun BAZNAS mencatat masih berkisar Rp 1,3 Triliun atau sekitar 14 persen dari total penerimaan.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama BAZNAS, Arifin Purwakananta mengatakan adanya saldo pada bulan Desember karena pola penghimpunan zakat di Indonesia masih bertumpu pada bulan Ramadhan.
Dengan demikian, penghimpunan tidak dapat dihabiskan pada bulan Desember karena Ramadhan baru datang pada tahun berikutnya.
Oleh karena itu, Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) menyimpan zakat sebagai cadangan untuk disalurkan kepada mustahik dari Januari hingga menjelang Ramadhan berikutnya.
BAZNAS mendorong dana cadangan maksimal sebesar 20 persen sehingga penyaluran tahun berjalan mencapai 80 persen diterima oleh para mustahik.
Dengan nilai tersebut, Rasio penyaluran terhadap penghimpunan berjalan sangat efektif. Rakornas Zakat berlangsung pada Senin-Rabu (04-06/03/2019).*