Hidayatullah.com– Gempa yang berpusat di Banten pada Jumat malam (02/08/2019) dimutakhirkan oleh BMKG menjadi magnitudo 6,9 –sebelumnya BMKG mencatat magnitudo 7,4–, telah menelan sebanyak 5 korban jiwa.
“Empat orang meninggal dunia akibat dipicu gempa dengan magnitudo M 6,9 yang terjadi pada Jumat malam (02/08/2019), pukul 19.03 WIB. Dua orang meninggal dunia berlokasi di Kabupaten Lebak dan dua lainnya di Kabupaten Sukabumi,” ujar Plh. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo dalam keterangan persnya di Jakarta, Sabtu (03/08/2019) sore.
BNBP kemudian memperbaharui data bahwa total jadi 5 orang yang meninggal dunia (MD) pasca gempa tersebut.
“5 korban MD dampak gempa M6,9,” jelas BNPB melalui saluran resminya di Twitter, Jumat malam.
Dua orang meninggal di Kabupaten Lebak atas nama Rasinah (48), yang meninggal karena serangan jantung. Korban lain yaitu Salam (95) yang meninggal akibat kelelahan ketika dievakuasi.
Sedangkan korban meninggal di Kabupaten Sukabumi atas nama H Ajay (58) dari Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok dan Ruyani (35) dari Desa Mekarmukti, Kecamatan Waluran.
Satu orang meninggal di Kabupaten Pandeglang atas nama Sa’id, (40 th), beralamat di Desa Ujung Jaya, Kecamatan Sumur. “Korban mengalami kepanikan di kebun saat gempa bumi,” sebut BNPB.
Baca: Gempa M7,4 Berpotensi Tsunami, Warga Sumur Banten dilaporkan Panik & Mengungsi
Selain itu, gempa juga berdampak pada 4 orang luka-luka dengan rincian 1 di Kabupaten Sukabumi dan 3 lainnya di Kabupaten Pandeglang.
BNPB mencatat hingga Sabtu (03/08/2019) total rumah rusak sebanyak 223 unit dengan rincian 13 rusak berat (RB), 32 rusak sedang (RS), dan sisanya rusak ringan (RR).
Kerusakan rumah di Provinsi Jawa Barat berjumlah 13 unit RB, 30 RS, 62 RR. Kerusakan tersebut tersebar kabupaten/kota berikut ini, Kota Bogor (1 unit RR), Kabupaten Cianjur (6 RB, 2 RS, 13 RR), Kabupaten Sukabumi (6 RB, 22 RS, 43 RR), Kabupaten Bandung (2 RS), Kabupaten Bandung Barat (1 RB, 1 RS, 4 RR) dan Kabupaten Garut (3 RS, 1 RR).
Sedangkan kerusakan di Provinsi Banten, rumah rusak dengan kategori berbeda tersebar di Kabupaten Lebak (4 RB, 29 RR), Kabupaten Pandeglang (81 RR), Kabupaten Serang (1 RS, 3 RR) dan Kota Cilegon (3 RR). Total kerusakan rumah di provinsi ini yaitu 2 RS dan 116 RR.
Kerusakan juga terjadi pada fasilitas umum seperti tempat ibadah, kantor dan fasilitas pendidikan. Kerusakan di Kabupaten Pandeglang mencakup 1 masjid RR dan 1 kantor desa RR, Kabupaten Cilegon 1 masjid RR, Kabupaten Sukabumi 1 masjid RR, 1 majelis taklim dan 1 pondok pesantren RR.
“Kerusakan fasilitas lain terdapat di Serang yaitu 1 pondok pesantren RR, dan 1 bangunan tempat penggilingan padai RR,” ujar Agus.
Pascagempa, BNPB segera mengirimkan Tim Reaksi Cepat (TRC) ke lokasi terdampak seperti Lampung Selatan, Pandeglang, Serang, Lebak, dan Sukabumi.
TRC membantu pemerintah daerah untuk melakukan kaji cepat dan pendampingan terhadap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Saat ini BNPB, BPBD, kementerian/lembaga, TNI, Polri dan relawan bersinergi di lapangan untuk penanganan darurat bencana.
Sabtu pagi tadi Kepala BNPB Doni Monardo telah berada di Kabupaten Pandeglang, Banten untuk meninjau kondisi di lapangan dan memastikan semua pelayanan publik terpenuhi.
Berdasarkan pantauan TRC, situasi dan aktivitas warga normal. Di sisi lain, BPBD dibantu instansi terkait melakukan pemantauan ulang di daerah pedalaman.
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis gempa dengan M 6,9 terjadi pada pukul 19.03 WIB dengan kedalaman 48 km. Posisi gempa berada pada 164 km barat daya Pandeglang, Banten. BMKG mengakhiri peringatan dini tsunami pada Jumat (02/08/2019) pukul 21.35 WIB atau 2 jam 32 menit pascagempa.
Berkaitan dengan informasi yang beredar di media sosial seperti ramalan waktu dan tempat terjadinya gempa, BNPB mengimbau warga untuk tidak terpancing oleh informasi yang bukan berasal dari sumber resmi pemerintah.
“Warga diharapkan tetap tenang dan selalu waspada terhadap informasi palsu yang berkembang di masyarakat,” pungkas Agus.*