Hidayatullah.com– Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel angkat bicara soal kasus perusakan sebuah mushalla di Kabupaten Tangerang, Banten. Reza menilai pelaku vandalisme tersebut jangan diberi dispensasi hukum.
“Kata polisi, pelaku depresi. Depresi bukan tipe gangguan jiwa yang mendapat dispensasi hukum. Untuk kepentingan pengobatan klinis, perlu dicari tahu sebab-musabab depresinya,” ujar Reza lewat keterangan tertulisnya diterima hidayatullah.com, Kamis (01/10/2020).
Orang Indonesia pertama yang mendapat gelar Master Psikologi Forensik dari Melbourne, Australia, ini pun mengingatkan, “Jangan lupa, pihak yang bertanggung jawab menjaga orang yang mengalami gangguan jiwa, tapi lalai, sehingga orang sakit jiwa tersebut berkeliaran apalagi membahayakan orang lain dan lingkungan sekitar, bisa dikenai pidana.”
Baca: Mushalla di Tangerang Dirusak dengan Simbol Anti-Islam, Al-Qur’an Disobek
Reza juga mengatakan, hanya sepertiga pengidap depresi yang mendemonstrasikan amarah hebat secara tiba-tiba.
Depresi, karena lebih berasosiasi dengan kesedihan dan keputusasaan yang mendalam, kerap disebut para ilmuwan sebagai gerbang bunuh diri. “Alhasil, jaga tersangka pelaku sebaik-baiknya. Jangan sampai terjadi perbuatan fatal di dalam ruang tahanan yang membuat kasus berhenti di kantor polisi,” ujarnya mengingatkan agar aparat mengantisipasi terjadinya upaya bunuh diri oleh pelaku vandalisme tersebut.
Reza yang juga dosen PTIK ini menilai, penanganan hukum atas kasus perusakan mushalla di Tangerang itu akan bisa sedikit banyak mendongkrak kepercayaan publik pada otoritas penegakan hukum.
“Publik kadung skeptis terhadap kerja hukum pada kasus-kasus penganiayaan ulama yang para pelakunya disebut punya gangguan jiwa dan kasusnya setop begitu saja,” pungkasnya.
Baca: Bupati Tangerang Mengecam Perusakan Mushalla dan Penyobekan Al-Qur’an
Sebelumnya, warga Perumahan Villa Tangerang Elok, RT 5/8, Kelurahan Kutajaya, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten, dikejutkan dengan aksi perusakan yang dilakukan orang tak dikenal di Mushalla Darussalam kemarin sore.
Berdasarkan informasi dihimpun hidayatullah.com, Rabu (30/09/2020), terdapat beberapa coretan berbunyi anti Islam pada dinding dan lantai mushalla. Selain itu, di mushalla ini juga terjadi penyobekan Al-Qur’an serta pengguntingan sajadah.
Terdapat beberapa Al-Qur’an yang dirobek, dan beberapa sajadah, serta tulisan “Saya Kafir”, “Anti Islam”, “Anti Khilafah”, “Islam Tidak Diridhoi”, dan sebagainya pada dinding dan lantai.*