Hidayatullah.com– Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin mengingatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengenai peran MUI yang sangat vital di tengah masyarakat. Peran vital tersebut, menurut Wapres, antara lain sebagai khadimul ummah (pelayan umat) sekaligus shadiqul hukumah (mitra pemerintah), dalam rangka juga melakukan upaya-upaya al-himayat (menjaga), at-taqwiyat (penguatan), dan at-tauhidat (penyatuan).
Upaya al-himayat, jelas Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini, yaitu peran MUI dalam menjaga agama, menjaga negara, dan menjaga umat.
Ia mengatakan bahwa agama adalah sumber inspirasi, juga sebagai landasan berpikir, dan kaidah penuntun di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sehingga, di sinilah salah satu peran MUI dalam menjaga agama.
“(MUI) menjaga agama dari upaya-upaya untuk mengesampingkan peran-peran agama… dan juga menjaga agama dari upaya-upaya penodaan-penodaan agama,” ujar Wapres pada penutupan Musyawarah Nasional X MUI di Jakarta, Jumat (27/11/2020).
Baca: Din Syamsuddin: Sesuai PD dan PRT Lama, Pengurus MUI Jangan Merangkap Jabatan Politik
Selain itu, MUI juga berperan dalam himayatud daulah. Yaitu, jelasnya, “Menjaga negara dari upaya-upaya yang mencederai kesepakatan-kesepakatan yang sudah menjadi kesepakatan nasional kita seluruh bangsa ini,” ujarnya.
Kemudian, MUI juga berperan dalam himayatul ummah. “(Yaitu MUI) menjaga umat daripada aqidah-aqidah menyimpang, (menjaga umat) daripada cara-cara bermuamalah yang tidak sesuai syariah, dari mengkonsumsi hal-hal yang tidak halal. Ini bagian daripada himayat yang dilakukan oleh Majelis Ulama,” ujarnya.
Wapres menambahkan, terkait peran penguatan, MUI berperan dalam menguatkan agama, negara, dan umat dalam berbagai aspek, pemberdayaan ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya.
MUI juga berperan melakukan penyatuan umat, dalam rangka mengeratkan persaudaraan, ukhuwah Islamiyah. Juga berperan menyatukan bangsa dalam rangka menguatkan ukhuwah wathaniyah. “Dan juga menguatkan bangsa-bangsa (secara global, red),” ujarnya.
Di samping terkait upaya-upaya menjaga, penguatan, dan penyatuan tersebut, Wapres juga menyampaikan sejumlah pesan untuk MUI. Antara lain terkait pengarusutamaan Islam wasathiyah, sebagai komitmen yang dinilai harus dipegang teguh, dengan cara berpikir dan bersikap secara moderat, dan menjadikan Islam wasathiyah sebagai pedoman dalam setiap kiprah MUI di masa mendatang.
“Islam wasathiyah merupakan cara berpikir bersikap dan bertindak secara moderat tidak berlebihan dan tidak juga berlaku masa bodoh dan tidak begitu dalam berpikir, tidak pula terlalu longgar,” sebutnya.
Wapres juga berharap MUI terus melakukan upaya-upaya pembenahan dan perbaikan prinsip secara berkelanjutan, terutama dalam menjalankan fungsi utamanya sebagai khadimul ummah. “Yaitu melakukan perbaikan secara terus-menerus, melakukan continuous improvement, perbaikan yang berkelanjutan, dalam rangka menjadi fungsi mitra pemerintah,” sebutnya.
Wapres juga berharap MUI terus mendukung dan mengawal pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang merupakan basis dan tumpuan kehidupan ekonomi sebagian besar umat dan telah menjadi bagian integral dari struktur perekonomian nasional, dimana katanya saat ini juga sudah menjadi kebijakan pemerintah.
Munas X MUI berlangsung selama tiga hari mulai Rabu hingga Jumat (27/11/2020) secara online dan tatap muka di Hotel Sultan, Jakarta. Munas memilih KH Miftachul Akhyar sebagai Ketua Umum periode 2020-2025.*